Erupsi ini terekam alat sesmograf memiliki amplitude 40 mm dan durasi mencapai 2.248 detik.
“Pagi ini masih terdengar suara dentuman dari letusan GAK. Tetapi suara letusannya tidak terlalu kuat terdengar,” kata Robby salah seorang warga yang tinggal di pulau Sebesi kepada Tribunlampung melalui pesan WA, Sabtu (11/4/2020).
Menurut dirinya, abu dari aktivitas letusan GAK ini sampai ke Sebesi.
Begitu juga dengan aroma belerang, cukup kua tercium dari pulau Sebesi.
“Kalau abu vulkaniknya sampai ke rumah. Bahkan masuk rumah,” ujar Robby.
Pagi ini, meski tetap waspada dengan adanya peningkatan aktivitas GAK.
Warga yang tinggal di pulau Sebesi tetap meningkatakan kewaspadaannya.
Sementara itu di pesisir pantai Kecamatan Rajabasa.
Warga yang semalam sempat mengungsi ketempat yang lebih tinggi, telah kembali ke rumah mereka. Aktivitas warga pun pagi ini terpantau berjalan normal.
Warga Pulau Sebesi Tetap Aktivitas Biasa: Tak Ada yang Mengungsi
Meski tetap waspada pasca letusan Gunung Anak Krakatau (GAK), warga Pulau Sebesi tetap beraktivitas seperti hari-hari biasa.
Pulau Sebesi merupakan pulau berpenghuni terdekat dengan GAK.
“Pagi ini aktivitas warga tetap seperti biasa,” kata Robby, warga yang tinggal di Pulau Sebesi kepada Tribunlampung.co.id, Sabtu (11/4/2020).
Robby mengatakan, pada malam hingga dini hari, warga pulau tidak mengungsi.
Menurut Robby, warga tetap di rumah sembari memantau aktivitas GAK yang sempat mengalami erupsi pada sekira pukul 21.59 WIB letusan pertama dan pukul 22.35 WIB untuk letusan kedua pada Jumat (10/4/2020).
Robby mengatakan, untuk aroma belerang cukup kuat tercium di Pulau Sebesi.
Bahkan, kata Robby, abu vulkanik dari aktivitas GAK pun sampai hingga ke Pulau Sebesi.
Sementara itu di pesisir pantai Kecamatan Rajabasa, warga sempat mengungsi.
Namun pada pagi ini, warga sudah kembali ke rumah mereka.
“Memang semalam banyak warga yang sempat mengungsi ke tempat yang lebih tinggi."
"Tapi pagi ini sudah kembali lagi ke rumah,” ujar Tono, salah seorang warga.
Seperti diketahui, GAK yang merupakan gunung api di tengah selat Sunda sempat mengalami erupsi pada Jumat malam.
Pada erupi pertama terjadi pukul 21.58 WIB dengan ketinggian kolom abu teramati sekira 200 diatas puncak.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang dan tebal kea rah selatan.
Letusan kedua terjadi pada sekira pukul 22.35 WIB.
Ketinggian kolom abu teramati sekira 500 meter dari puncak. Kolom abu ini teramati memiliki intensitas sedang dan tebal ke arah utara.
Erupsi ini terekam alat sesmograf memiliki amplitude 40 mm dan durasi mencapai 2.248 detik.(Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo)