Berita Lampung

Gubernur Lampung Ladeni Peserta Unjuk Rasa sambil Duduk Lesehan  

Meneruskan aspirasi mahasiswa ke pemerintah pusat kini menjadi tugas Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal.

Editor: soni yuntavia
Tribunlampung.co.id/Deni Saputra
DUDUK LESEHAN - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal didampingi Ketua DPRD Lampung Ahmad Giri Akbar, Pangdam XXI/Radin Inten Mayjen Kristomei Sianturi, dan Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika duduk lesehan di jalan saat menemui para pendemo di depan gedung DPRD Lampung, Senin (1/9/2025). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Meneruskan aspirasi mahasiswa ke pemerintah pusat kini menjadi tugas Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal. 

Saat menemui ribuan peserta aksi di depan gedung DPRD Lampung, Senin (1/9/2025), gubernur menerima secara langsung 10 poin tuntutan yang disuarakan massa. 

Ia bahkan membacakan sendiri tuntutan tersebut di hadapan peserta aksi.

Pernyataan sikap itu disampaikan Mirza dengan didampingi Ketua DPRD Lampung Ahmad Giri Akbar, Pangdam XXI/Radin Inten Mayjen Kristomei Sianturi, Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika, jajaran Forkopimda, serta tokoh adat. 

Ada momen menarik saat para pejabat tersebut menemui peserta aksi dengan duduk lesehan di jalan.

Selanjutnya, gubernur naik ke podium untuk menyampaikan pernyataan sikap di hadapan ribuan peserta aksi. 

"Kami berkomitmen akan membawa 10 tuntutan mahasiswa ke pusat," kata Mirza di atas podium bersama perwakilan mahasiswa.

"Semua aspirasi ini akan kami kawal dan sampaikan secara resmi. Hidup mahasiswa, hidup ojol, hidup buruh, hidup masyarakat Lampung, panjang umur perjuangan," teriak Mirza.

Seusai gubernur membacakan pernyataan sikap, koordinator aksi mendesak Pemprov Lampung untuk menindaklanjuti tuntutan itu dalam waktu 2x24 jam. 

"Kami minta seluruh tuntutan ditindaklanjuti dalam waktu 2x24 jam," ujar koordinator aksi.

Ada 10 tuntutan peserta aksi, yakni:

-Mendesak pengesahan Undang-undang Perampasan Aset;
-Meminta pemotongan tunjangan dan gaji anggota DPR;
-Menuntut peningkatan kualitas serta kenaikan gaji dosen dan guru;
-Mendesak Presiden mencopot menteri problematik; meminta Presiden menekan ketua partai yang menduduki jabatan di eksekutif maupun legislatif untuk diberhentikan atau direstrukturisasi.
-Menuntut reformasi total Polri, mengadili pelaku pembunuhan Affan Kurniawan, serta mengevaluasi kinerja Polda Lampung;
-Menolak RKUHAP;
-Menolak kebijakan efisiensi di sektor pendidikan dan kesehatan;
-Menghentikan penggunaan pajak rakyat untuk menindas masyarakat;
-Membebaskan lahan untuk petani, khususnya di Lampung, sebagai bagian dari reformasi agraria.
-Apresiasi Kapolda 

Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika memberikan apresiasi karena aksi unjuk rasa yang diikuti ribuan orang di depan Gedung DPRD Lampung berlangsung aman dan tertib.

Dia menegaskan, pengamanan akan terus dilakukan hingga semua kegiatan selesai.

"Kami berterima kasih kepada seluruh masyarakat Lampung karena kegiatan menyampaikan aspirasi dan pendapat hari ini dapat berjalan dengan aman, tertib, dan damai," ujar Helmy.

Terkait terduga provokator yang diamankan petugas karena kedapatan membawa bom molotov, Helmy menyatakan pihaknya sedang melakukan pendalaman.

Diketahui, seorang pemuda yang membawa bom molotov diamankan anggota Kodim 0410/Bandar Lampung di Jalan Raden Intan.

"Itu sedang dilakukan pendalaman. Nanti tunggu hasilnya. Mudah-mudahan itu bukan dari bagian aksi," kata Helmy.

Sementara itu, Pangdam XXI/Radin Inten Mayjen TNI Kristomei Sianturi meminta seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa, bisa menjaga Provinsi Lampung dengan baik. "Mari berkomitmen untuk menjaga Lampung tetap baik," katanya.

Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara demokrasi yang mana setiap elemen masyarakat dapat menyuarakan pendapat dan aspirasi dengan bebas, tetapi jangan sampai terjadi perusakan.

"Setiap orang boleh mengajukan pendapat. Tapi yang harus dijaga jangan sampai Lampung ini rusak, karena ini adalah kampung halaman dan tanah kelahiran kita," ucap dia.

Ia menambahkan, Lampung memiliki kekhasan budaya dan sosial yang membedakannya dari daerah lain.

Oleh karena itu, penyampaian aspirasi hendaknya tetap dilakukan dengan cara damai, menjunjung nilai-nilai adat dan kebersamaan yang menjadi identitas masyarakat Lampung.

"Falsafah masyarakat Lampung seperti Piil Pesenggiri, Nemui Nyimah, dan Sakai Sambayan perlu terus dijunjung dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk saat menyampaikan kritik atau masukan kepada pemerintah," tutur Kristomei.

Pihaknya juga menyampaikan bahwa suara masyarakat akan disalurkan kepada pemerintah pusat, asalkan disampaikan secara tertib dan melalui mekanisme yang sesuai.

"Silakan sampaikan kepada kami, nanti akan kami teruskan ke pemerintah pusat. Kita harus tunjukkan bahwa masyarakat Lampung bisa menyuarakan aspirasinya secara santun dan beradab," kata dia lagi.

Terjunkan Polwan

Dari ribuan aparat kepolisian yang diterjunkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Lampung, terdapat sejumlah polisi wanita (polwan). Mereka ikut bersiaga untuk menjalankan tugas negara.

Kasubbag Binops Bakop Polresta Bandar Lampung Ipda Eva Karlina mengaku senang bisa terlibat dalam pengamanan aksi.

"Alhamdulillah, kami senang tetap bisa bertugas. Apalagi bertepatan dengan HUT Ke-77 Polwan, semangat kami semakin besar untuk melayani masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasinya," kata Eva.

Eva berharap aksi berjalan damai dan kondusif. "Kami sangat berharap masyarakat menyampaikan aspirasi dengan tertib. Kami siap dan senang melayani. Bagi kami, momentum HUT Polwan ini adalah wujud pengabdian kami kepada negara," tambahnya.

Disinggung soal rasa takut menghadapi massa, Eva menegaskan dirinya pasrah dan ikhlas.

"Sebagai pengabdi negara, kami bekerja Lillahi ta’ala. Apa pun yang terjadi, kami pasrahkan kepada Allah. Kami berharap yang terbaik, dan insya Allah kami akan memberikan yang terbaik. Semua kami jalani dengan tulus ikhlas," tuturnya.

Sebelum bertugas, Eva selalu berpamitan dengan keluarga.

"Tentu, kami berpamitan dengan anak, suami, keluarga. Anak-anak kami titipkan kepada orang tua supaya tetap aman. Kami juga selalu meminta doa keluarga dan masyarakat Lampung agar aksi berlangsung lancar tanpa korban jiwa. Semoga Allah melindungi kita semua," pungkasnya.

Bawa Keranda

Ribuan massa aksi dari Aliansi Lampung Melawan tiba di DPRD Lampung sambil membawa keranda jenazah.

Massa aksi tiba sekitar pukul 10.50 WIB dengan membawa bendera-bendera dari elemen masing-masing. 

Terlihat pula sebuah keranda ditutupi kain warna putih bertuliskan "RIP Keadilan" sebagai simbol duka cita atas ketimpangan yang terjadi belakangan ini.

Massa aksi juga menyanyikan lagu "Indonesia Raya" begitu sampai dan merapatkan barisan. 

Sementara itu, pasukan Polri dan TNI terlihat berjaga di bagian dalam kompleks gedung DPRD.

Adapun di sisi luar, barisan polwan disiagakan untuk menyambut kedatangan para demonstran. 

Koordinator aksi yang berada di atas mobil komando berkali-kali menyerukan agar tidak terpancing provokasi.

"Hati-hati provokasi kawan-kawan, kita datang untuk menyuarakan aspirasi rakyat," katanya.

Sebelum menuju gedung wakil rakyat, pagi harinya mereka berkumpul di depan Museum Lampung. 

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto/Riyo Pratama/Dominius)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved