Sertifikasi SPPG di Lampung
Sekolah di Bandar Lampung Akui Belum Lihat Wujud Sertifikat SLHS dan Halal Dapur MBG
Sejumlah sekolah di Bandar Lampung mengaku belum pernah melihat secara fisik sertifikat penting yang wajib dimiliki dapur MBG.
Penulis: Hurri Agusto | Editor: Reny Fitriani
"Di sekolah ini ada sekitar 600 siswa, yang mengembalikan ompreng secara utuh itu paling ada 30 siswa, mungkin karena sudah bawa bekal dari rumah atau ada alasan lain," kata Untung.
Di sisi lain, Sulistyawati dari SMPN 25 mencatat bahwa keluhan yang paling sering muncul dari siswa SMP adalah soal penyajian dan variasi menu yang dianggap terlalu minimalis.
"Untuk menunya, siswa banyak yang bilang kalau minimalis banget, lauk biasanya, tempe kering, sayur, sama buah pisang atau jeruk. Tapi siswa sih tetap antusias dan senang-senang aja," ucap dia.
Dia pun mengatakan ada beberapa siswa yang mengeluh lantaran merasa tak selera dengan menu yang disajikan.
"Jadi sekolah kami ini satu dapur dengan sekolah SD dan TK, cuma kami yang SMP jadi banyak yang komentar kurang ada bumbu pedasnya. Kan selera makan anak SMP itu berbeda dengan anak TK dan anak SD," imbuh Sulistyawati.
"Untuk keluhan-keluhan ini sudah kami sampaikan secara berkala juga, ke pihak SPPG, akhirnya baru-baru ini benu buahnya ada kelengkeng," lanjutnya.
Soal sertifikat, Kepala MIN 2, Untung Pribadi, berharap pihak dapur dapat memberitahu dan memberikan jaminan terkait sertifikat keamanan pangan.
"Kalau sekolah pastinya ingin pihak dapur supaya transparan, supaya bisa meningkatkan kepercayaan dari siswa maupun orang tuanya terhadap program ini," pungkas Untung.
(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.