Wawancara Eksklusif

BKKBN Lampung Entaskan Stunting dengan Genting

Untuk mengetahui secara lengkap, simak wawancara eksklusif Tribun Lampung bersama Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Sutriningsih.

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Wahyu Iskandar
ENTASKAN STUNTING - Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Sutriningsih bicara soal pengentasan stunting di studio Tribun Lampung, Rabu (29/10/2025). 

Secara nonfisik, kecerdasannya juga bisa berkurang karena gizi yang tidak tercukupi. Misalnya dalam hal daya nalar dan pengetahuan. Dalam jangka panjang, menurut jurnal kesehatan, anak bisa berisiko penyakit degeneratif.

Apakah stunting bisa dikenali sejak dini oleh orang tua?

Bisa. Anak itu tumbuh dan berkembang. Tumbuh artinya tinggi badan, berkembang artinya kemampuan sensorik dan kognitif.

Misalnya, anak usia 6–12 bulan harusnya sudah bisa mengenali orang tuanya, menangis dengan sebab yang jelas, mulai merangkak di usia 9 bulan, dan berdiri di usia 12 bulan. Anak stunting biasanya tidak bisa mencapai standar itu.

Maka penting periksa ke posyandu dan puskesmas secara rutin, minimal enam kali selama kehamilan, termasuk imunisasi. Gunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk pantauan berat dan tinggi badan.

Kalau dilihat dari data nasional, kondisi stunting seperti apa sekarang?

Kita punya target menurunkan stunting hingga 14 persen. Tapi hasil Survei Kesehatan Gizi Nasional 2024 menunjukkan angka stunting Indonesia masih 19,8 persen. Angka itu masih cukup tinggi.

Kalau di Lampung sendiri, tahun 2023 ke 2024 ada kenaikan 1 persen. Namun masih di bawah rata-rata nasional, sekitar 15,9 persen. Setiap kabupaten dan kota berbeda kasusnya, tergantung faktor gizi, sanitasi, hingga perilaku keluarga.

Apa penyebab stunting yang paling dominan menurut BKKBN?

Kami mengenal istilah keluarga berisiko stunting, yaitu keluarga yang memiliki ibu hamil, ibu menyusui, atau anak balita dalam 1.000 hari pertama kehidupan.

Penyebabnya selain gizi, juga sanitasi buruk, dapur kurang sehat, dan kebiasaan seperti merokok di dalam rumah. Nikotin bisa menempel di barang-barang dan membahayakan anak balita dan itu salah satu penyebab anak stunting.

Sebenarnya seperti apa program Genting?

Genting adalah Gerakan Orang Tua Asuh Stunting. Latar belakangnya karena masih banyak keluarga berisiko stunting di Indonesia, termasuk di Lampung.

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mengajak para mitra kerja seperti media, perusahaan, akademisi, hingga masyarakat untuk membantu keluarga berisiko. Kami juga bekerja sama dengan BAZNAS, mengumpulkan zakat dan infak dari pegawai untuk disalurkan ke keluarga stunting.

Target dari program Genting ini berapa banyak?

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved