Berita Lampung
Terminal Betan Subing Terintegrasi Tol Sumatera, Cocok Jadi Pusat Perbelanjaan dan Wisata
Lokasi terminal Betan Subing yang berdekatan dengan Tol Trans Sumatera sangat potensial untuk pengembangan area pusat perbelanjaan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Lokasi terminal Betan Subing yang berdekatan dengan Tol Trans Sumatera sangat potensial dan strategis.
Posisinya sangat cocok untuk pengembangan area pusat perbelanjaan, kawasan wisata dan hiburan
Pengembangan Terminal Tipe A Betan Subing di Lampung Tengah melalui skema KPBU diprediksi membutuhkan dana investasi senilai Rp 600 miliar.
Kepala BPTD Kelas II Lampung, Jonter Sitohang mengatakan, nilai tersebut berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pada tahun 2023 lalu.
Menurut Jonter, dana Rp 600 miliar tersebut merupakan estimasi biaya untuk mengubah terminal yang kurang terpakai menjadi simpul transportasi dan juga kawasan ekonomi komersial.
Jonter menuturkan, area lahan Terminal Betan Subing yang dikelola pihaknya terbilang cukup luas, yakni sekitar 4 hektare.
Luasan lahan ini dinilai ideal untuk mengakomodasi integrasi fungsi transportasi dan bisnis.
"Kalau dari kajian dari Ditjen HubDat tahun 2023, nilainya kalau tidak salah sekitar Rp 600 miliar, untuk area lahan di Betan Subing itu luasnya sekitar 4 hektare," ujar Jonter dikonfirmasi, Selasa (18/11).
Menurut Jonter, hasil kajian tersebut ditujukan untuk pengembangan berbagai fasilitas, seperti rest area, pusat perbelanjaan, kawasan wisata dan hiburan, serta terintegrasi dengan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
"Lokasi terminal Betan Subing yang berdekatan dengan Tol Trans Sumatera sangat potensial dan strategis bagi pihak ketiga atau badan usaha," kata Jonter.
Meskipun kementerian sudah memiliki studi dan kajian, namun Jonter menuturkan calon investor dipersilakan untuk mengembangkan skema bisnis mereka sendiri.
"Kami mendorong pihak ketiga mengembangkan Betan Subing sesuai keinginan mereka, yang ingin fungsi terminal tipe A tetap berjalan," tegas Jonter.
Dengan begitu, lanjut Jonter, fungsi layanan publik transportasi tetap menjadi prioritas sambil memaksimalkan potensi komersialnya.
Jonter berharap agar sektor swasta dapat bermitra dengan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur transportasi yang modern, berdaya saing, dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.
"Sekarang memang mulai ada yang berminat, tapi ini ada tahapannya. Kita sudah ada kajian, tapi kalau mereka punya kajian sendiri ya silahkan," pungkas Jonter.(hur)
( Tribunlampung.co.id )
| Butuh Modal Rp 600 Miliar, Teminal Betan Subing Lampung Dikelola Pakai Skema KPBU |
|
|---|
| Daftar Tarif Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Setelah Naik 27 November 2025 |
|
|---|
| Pengamat Itera: Tarif Tol Bakter Naik Bisa Picu Kekhawatiran Masyarakat |
|
|---|
| Tarif Tol Bakter Naik, Begini Kata Dosen UBL |
|
|---|
| Usia 72 Tahun, Guru TK dari Pesawaran Bandingkan Anak Sekarang dengan Generasi Sebelumnya |
|
|---|
