Berita Lampung
Kuliah Teknik Perkeretaapian Itera Lampung Belajar Sains hingga Operasikan Kereta Api
Sejak awal, program studi ini dirancang untuk menjawab kebutuhan tenaga ahli di bidang perkeretaapian.
Penulis: Bintang Puji Anggraini | Editor: Robertus Didik Budiawan Cahyono
Ringkasan Berita:
- Jurusan Teknik Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung resmi berdiri 5 Agustus 2020.
- Program studi ini dirancang untuk menjawab kebutuhan tenaga ahli di bidang perkeretaapian.
- Mulai dari manajemen dan sistem operasi hingga prasarana dan mekanik.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Program Studi Teknik Perkeretaapian (PS KA) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) resmi berdiri pada 5 Agustus 2020.
Sejak awal, program studi ini dirancang untuk menjawab kebutuhan tenaga ahli di bidang perkeretaapian, mulai dari manajemen dan sistem operasi hingga prasarana dan mekanik.
Koordinator Program Studi Teknik Perkeretaapian ITERA, Nurmagita Pamursari (34), menjelaskan bahwa mahasiswa sejak awal dibekali dasar keilmuan yang kuat.
“Di semester awal mahasiswa akan diajarkan mata kuliah basic sains,” ujar Nurmagita, Senin (17/11/2025).
“Ada pengantar matematika, fisika, kimia, dan biologi. Di semester satu juga mereka mendapatkan basic engineering sebagai dasar perencanaan,” tambahnya.
PS Teknik Perkeretaapian ITERA menawarkan tiga konsentrasi utama sarana perkeretaapian, prasarana perkeretaapian, serta manajemen dan pengendalian operasi kereta api.
Untuk mendukung kegiatan belajar, program studi ini telah dilengkapi Laboratorium Simulasi Operasi Kereta Api, yang memiliki perangkat simulasi menyerupai kondisi lapangan, lengkap dengan sistem persinyalan dan pengendalian seperti aslinya.
“Laboratorium ini memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk mengendalikan pergerakan dan penjadwalan kereta api di stasiun,” jelas Nurmagita.
Tidak hanya itu, PS Teknik Perkeretaapian ITERA telah menggandeng berbagai mitra industri dan pemerintah, seperti KAI, MRT Jakarta, LRT Jakarta, INKA, serta KCIC.
“Mahasiswa sudah kita persiapkan agar lulusan siap bekerja di bidang perkeretaapian, baik sebagai engineer maupun staf lainnya,” ucapnya.
Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perkeretaapian ITERA, Azzam Thoriqul Haq (21), menceritakan pengalamannya menempuh pendidikan dari semester 1 hingga semester 7.
Ia menyebut perjalanan tersebut sebagai pengalaman yang panjang sekaligus berkesan.
Pada semester pertama, mahasiswa mengikuti Tahap Persiapan Bersama (TPB), serupa dengan sistem di ITB. Di tahap ini mereka belajar sains dasar, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, hingga olahraga.
“Teman-teman sering bilang TPB itu tahap paling bahagia, karena belum masuk prodi dan masih satu kelas dengan mahasiswa dari berbagai jurusan,” ujar Azzam.
Memasuki semester dua, mahasiswa mulai dikenalkan pada dasar-dasar dunia perkeretaapian. “Di pengantar perkeretaapian, kami belajar hal-hal mendasar, seperti perbedaan kereta dan gerbong, apa itu lokomotif, rel, dan jenis ukurannya,” jelasnya.
Semester tiga menjadi titik awal mahasiswa benar-benar masuk ke materi inti teknik perkeretaapian.
Mereka mempelajari sarana seperti lokomotif dan gerbong, prasarana seperti rel dan jembatan, hingga mata kuliah operasi kereta api (OPKA 1 dan 2).
“Kami belajar membaca Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPK) dan memahami pola operasi kereta,” ujarnya.
Mata kuliah di prodi ini saling berkaitan misalnya, mahasiswa yang belum lulus mata kuliah ilmu tanah tidak dapat mengambil teknik jalan rel.
Selain itu, mahasiswa juga belajar tentang sarana seperti sistem bogie, roda, pengereman, serta teknologi persinyalan yang semakin berkembang.
Praktik Lapangan hingga LRT Jabodebek
Mulai semester empat, mahasiswa diterjunkan langsung ke lapangan.
Mereka mengikuti kuliah lapangan di Balai Yasa Lahat, Unit Reja Sari, dan beberapa titik di Lampung Selatan untuk mempelajari perawatan bogie, roda, pengereman angin, hingga inspeksi prasarana rel dan jembatan.
Mereka juga mempelajari pengelolaan limbah industri dalam mata kuliah teknik lingkungan.
Di tahun ketiga, mahasiswa kembali melakukan praktik lapangan, kali ini ke Pulau Jawa. “Di Jakarta, kami mengunjungi LRT Jabodebek yang menggunakan sistem persinyalan GOA3, kemudian Balai Yasa Manggarai serta proyek MRT Jakarta,” jelas Azzam.
Pengalaman tersebut memberi pemahaman nyata tentang sistem operasi kereta modern, sarana KRL, serta konstruksi stasiun dan terowongan MRT.
Azzam berharap ilmu yang dipelajarinya di Teknik Perkeretaapian ITERA dapat bermanfaat di masa depan. “Harapannya, kami bisa bergabung dengan perusahaan-perusahaan perkeretaapian di Indonesia, baik BUMN, BUMD, maupun sektor konstruksi,” ucapnya.
“Dunia perkeretaapian itu luas, tidak hanya tentang KAI, tetapi juga konstruksi rel dan jembatan,” tambahnya.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/ Bintang Puji Anggraini)
| Ancam Sebar Video Asusila, Pemuda di Lampung Tengah Rudapaksa Pacar 5 Kali |
|
|---|
| Tersangka Korupsi KONI Lampung Tengah Segera Dilimpahkan ke Kejari Gunung Sugih |
|
|---|
| Polsek Jabung Tangkap DPO Curanmor |
|
|---|
| Tanggapan Polda Lampung Soal Penemuan Lencana Polri di Mobil Angkut Ribuan Pil Ekstasi |
|
|---|
| BA Gelapkan Uang Warga Lamteng Rp 156 Juta dari Modus Pengadaan Kapal Nelayan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Kuliah-teknik-perkeretaapian-Itera-Lampung-bisa-operasikan-kereta-api.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.