Berdalih Jual Snack, Mahasiswi DO Ditangkap Akibat Jalankan Investasi Bodong Bernilai Rp 3,5 Miliar
Seorang mahasiswi DO atau drop out di Bandar Lampung menawarkan investasi bodong kepada sejumlah orang.
"Dia sudah kabur. Jadi, saya melaporkan rekan sekantor saya, yang sudah menipu," bebernya.
Selain dirinya, Eka menerangkan, ada sekitar 13 orang lain yang tertipu sepertinya.
Total kerugian semua orang tersebut mencapai Rp 400 juta.
Tips Hindari Investasi Bodong
Direktur Utama PT Internasional Mitra Futures (Foreximf.com), perusahaan perdagangan berjangka yang berpusat di Bandung, Fredy Chandra mengatakan ada beberapa cara mudah membedakan investasi bodong dengan yang tidak.
Salah satu cara yang paling mudah untuk hindari investasi bodong adalah dengan melihat suku bunga yang ditawarkan.
"Jika suku bunga yang ditawarkan di atas suku bunga bank rata-rata, apalagi sampai dua kali lipat suku bunga bank, itu bisa jadi investasi bodong," jelasnya, saat ditemui di sela acara edukasi perdagangan berjangka di Garut, Kamis (10/8/2017).
Fredy melihat, tidak logis jika sebuah perusahaan investasi menarik dana dari masyarakat untuk kemudian memberikan bunga yang lebih tinggi.
Jika benar investasi yang dilakukan perusahaan tersebut memang menguntungkan, kenapa tidak pakai uang sendiri atau meminjam dari bank yang bunganya lebih rendah.
"Secara logika saja, jika benar investasinya menguntungkan, uang sendiri saja yang diinvestasikan, atau pinjam dari bank, kan bunganya bisa lebih rendah," katanya.
Perusahaan investasi bodong, menurut Fredy, biasanya memberi janji bunga per bulan kepada nasabahnya mulai 1 persen-5 persen.
Jika dikalkulasikan dalam satu tahun jumlahnya bisa lebih dari suku bunga Bank Indonesia yang besarannya hanya sekitar 6 persen-7 persen.
Jika BI saja hanya bisa memberikan bunga antara 6 persen hingga 7 persen, menurut Fredy apakah mungkin ada perusahaan yang bisa memberikan bunga diatas yang ditetapkan BI.
Hal itu, menurutnya, jadi tanda tanya, seharusnya masyarakat bisa menilai dari sisi itu untuk hindari investasi bodong.
Fredy menuturkan, cara lain mengidentifikasi investasi bodong adalah dari cara perekrutan nasabah.
Biasanya, perekrutan seakan-akan seperti Multi Level Marketing (MLM).
Padahal, polanya bukan MLM melainkan cara Ponzy.
MLM memberi keuntungan lewat penjualan produk orang yang direkrutnya.
Sementara, gaya Ponzy orang yang merekrut bisa langsung dapat keuntungan finansial saat merekrut orang baru.
"Kalau dilihat, menurut saya ada proses money game, gali lubang baru untuk tutup lubang yang lama," katanya.
Sebelumnya, pakar kriminologi dari Universitas Indonesia (UI), Muhammad Mustofa menjelaskan beberapa bentuk manipulasi investasi ilegal.
Jenis investasi itu memberikan janji keuntungan yang besar dan cepat dalam investasi.
Selain itu, legalitas perusahaan yang menawarkan keuntungan investasi.
Di samping itu, investasi ilegal juga kerap menggunakan label yang memberi kesan bahwa bisnis investasi yang ditawarkan adalah benar, seperti menggunakan kata syariah, bukan riba, dan sebagainya.
• Korban Investasi Bodong Melapor ke Polda Metro Jaya, Kerugian Ditaksir Rp 100 Miliar
"Pada umumnya, korban adalah orang-orang terdidik yang ingin memperoleh rejeki besar dalam tempo yang cepat. Jadi, bukannya orang yang tidak berpendidikan," kata Mustofa.
Selain itu, korban juga kerap merupakan orang yang memiliki aset uang yang pada umumnya hanya ditempatkan dalam bentuk deposito.
Bahkan tak jarang, mereka hanya menyimpan uang di rumah. (hanif mustafa/kompas.com)