Mindo Tampubolon Ditangkap
Mindo Tampubolon Buka Toko Roti Selama Jadi Buronan Kejaksaan, Pengakuan Mertua yang Anaknya Dibunuh
Mantan perwira polisi berpangkat AKBP, Mindo Tampubolon ditangkap di Lampung pada Selasa, 25 Juni 2019 malam.
Meski demikian, Syamsudin mengaku bahwa pada siang hari sebelum penangkapan, ia kedatangan tamu dari Kejaksaan Agung.
"Dua orang dari Kejaksaan Agung Jakarta lapor ke saya. 'Pak, saya nanti malam nangkep Pak Tampubolon. Bisa nggak saya nyanggong di sini?'" ucap Syamsudin menirukan perkataan tim Kejaksaan Agung.
"Saya bilang nggak apa-apa. Asal nggak ganggu kesibukan saya. Malamnya saya tunggu kok nggak datang. Kemudian saya tidur, karena habis minum obat," imbuhnya.
Tak disangka, sekitar pukul 21.30 WIB, Syamsudin dibangunkan oleh cucunya.
Ia diberi tahu bahwa Tampubolon ditangkap.
"Baru keluar, empat mobil lewat. Anaknya dibawa. Pengen nangis saya denger cucung cerita. Kasihan anaknya masih kecil," bebernya.
Syamsudin mengatakan, Tampubolon sudah hampir satu tahun lebih tinggal di lingkungannya.
Menurutnya, Tampubolon cukup ramah dengan warga sekitar.
"Kalau lewat ya nyapa. Memang pertama kali pindah ke sini, yang datang anak buahnya. Ngomong kalau mau buka toko roti di depan sini," katanya.
Namun, Syamsudin mengaku tidak tahu persis kehidupan Tampubolon.
"Kalau kehidupannya, saya nggak begitu tahu. Kalau tinggal berdua sama anaknya. Kalau siang, anak buahnya datang, memproduksi roti," tandasnya.
Rasa empati terhadap anak Mindo Tampubolon juga diungkapkan Rahmad Senopati, tetangga sebelah tembok toko roti Rose Bread.
"Rabu (Selasa) malam. Ya dua hari yang lalu. Kasihan saya sama anaknya. Baru naik kelas lima (SD). Umur 10 tahun. Cewek," ungkap Rahmad.
Rahmad menjelaskan, pasca penangkapan oleh tim Kejagung, tidak ada aktivitas di rumah dan toko roti Rose Bread.
"Sejak kejadian itu, rumah kosong," katanya.