Berita Lampung

OJK Lampung Dorong Industri Keuangan Beri Layanan yang Mudah Dijangkau dan Melek Digital

Otoritas Jasa Keuangan alias OJK Lampung terus bersinergi dengan berbagai pihak yang ada di industri jasa keuangan.

Tribunlampung.co.id / Sulis Setia Markhamah
OJK Lampung menggandeng industri jasa keuangan memaparkan terkait upaya memaksimalkan keuangan inklusif pada BIK 2022, di kantor OJK Lampung, Kamis (6/10/2022). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Otoritas Jasa Keuangan alias OJK Lampung terus bersinergi dengan berbagai pihak yang ada di industri jasa keuangan.

Tujuannya tak lain demi mewujudkan akses keuangan bagi semua lapisan masyarakat dan turut mendorong perekonomian daerah lebih baik lagi.

Kepala OJK Lampung Bambang Hermanto membeberkan, satu di antara upaya yang dilakukan untuk mewujudkan akses keuangan adalah melalui Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang diadakan rutin tiap Oktober.

Di mana untuk BIK tahun ini, OJK Lampung bersama lembaga jasa keuangan menggelar Gebyar Siger yang diisi dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan keuangan inklusif.

"Ini upaya bersama untuk mencapai target inklusi keuangan 90 persen tahun 2024, sehingga dibuat kegiatan yang dilakukan secara masif, serentak, dan juga menghadirkan berbagai program kegiatan yang menarik masyarakat untuk mengikuti transaksi keuangan," jelas Bambang di depan awak media di kantor OJK Lampung, Kamis (6/10/2022).

Baca juga: Berita Lampung Terkini 6 Oktober 2022, Lampung City Mall Resmi Soft Launching

Baca juga: Jenazah Korban Pembunuhan Sekeluarga di Way Kanan Autopsi di RS Bhayangkara

Melalui Gebyar Siger diharapkan bisa terwujud sinergi dan kolaborasi inklusi keuangan untuk perekonomian Lampung. Selain itu juga diharapkan akan ada lebih banyak masyarakat yang melakukan transaksi keuangan khususnya mereka yang belum pernah melakukan transaksi.

"Kami harapkan produk atau layanan yang diberikan oleh rekan-rekan industri keuangan baik di sektor pasar modal, perbankan, hingga nonbank merupakan produk yang menarik, mudah dijangkau, diakses dan sesuai kebutuhan masyarakat," papar dia.

"Tidak hanya masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke atas saja yang bisa melakukan transaksi keuangan, tetapi termasuk dari keluarga pra sejahtera," sambungnya.

Beberapa yang sudah terwujud diantaranya adalah melalui keberadaan agen Laku Pandai yang mudah diakses masyarakat di pelosok-pelosok desa.

"Yang up to date saat ini adalah bahwa kita harus menyiapkan agar pencapaian target inklusi 90 persen dan literasi 50 persen, harus dibarengi dengan kegiatan literasi digital, ini sangat urgen," katanya.

Baca juga: Mantan Tenaga Kontrak Kebersihan DLH Bandar Lampung Layangkan Gugatan ke PTUN

Baca juga: Badan Usaha Jalan Tol Diminta Tingkatkan Kualitas, Demi Tekan Kecelakaan di Lampung

Lembaga jasa keuangan dalam hal ini menurutnya juga harus bertransformasi menyediakan produk dan layanan yang sudah berbasis digital.

"Kita sudah dorong kebijakan-kebijakan untuk bisa melayani masyarakat secara digital di sektor jasa keuangan, apalagi masyarakat saat ini semakin melek keuangan," ujar Bambang.

Dari skala 1 sampai 5, preverensi kemampuan masyarakat untuk menggunakan internet atau handphone sudah di angka 3 lebih.

"Ini jadi potensi untuk mempercepat literasi dan inklusi keuangan di sektor jasa keuangan khususnya di Indonesia," tandas dia.

Dia berharap dua tahun ke depan target inklusi dan literasi keuangan ini bisa diwujudkan bersama melalui bergama program yang digulirkan masing-masing industri jasa keuangan.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved