Rektor Unila Ditangkap KPK
Asep Sukohar Akui Uang Titipan Rp 750 Juta untuk Loloskan 3 Orang Masuk FK Unila
Jaksa Penuntut Umum KPK, Agung Satrio Wibowo menanyakan kepada saksi Asep Sukohar terkait aliran dana penerimaan mahasiswa baru.
Penulis: Hurri Agusto | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Pengadilan Negeri Tanjungkarang menggelar sidang pembuktian perdana kasus korupsi penerimaan Mahasiswa baru Universitas Lampung (Unila) tahun 2022, dengan terdakwa Andi Desfiandi, Rabu (16/11/2022).
Dalam persidangan tersebut, Jaksa Penuntut Umum KPK, Agung Satrio Wibowo menanyakan kepada saksi Asep Sukohar terkait aliran dana penerimaan mahasiswa baru.
Aep Sukohar pun mengakui dirinya pernah menerima titipan uang senilai Rp 750 juta untuk diserahkan kepada Prof Karomani.
Berdasarkan keterangan BAP, uang tersebut untuk meloloskan tiga orang mahasiswa untuk masuk ke fakultas kedokteran Unila.
Diketahui uang tersebut diserahkan dalam jangka waktu tiga kali melalui Budi Sutomo.
Budi Sutomo sendiri diketahui merupakan Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat Universitas Lampung.
Baca juga: Saksi Asep Sukohar Akui Pernah Terima Uang Titipan Rp 750 Juta untuk Diserahkan ke Karomani
Baca juga: Anak Bunuh Ayah di Lampung Utara karena Tak Boleh Makan Buah, Pelaku Tak Menyesal
"Pada tanggal 8 juli 2022 setelah pengumuman diterima, Budi Sutomo menanyai saya terkait uang titipan penerimaan mahasiswa baru," katanya.
"Yang pertama diserahkan senilai 350 juta dari wali mahasiswa atas nama Zuhriadi," ujar Asep Sukohar dalam persidangan, Rabu (16/11/2022).
Kemudian, Budi Sutomo kembali menanyakan uang sisa untuk dua orang lainnya.
Uang senilai Rp 400 juta tersebut diserahkan dalam satu hari.
"Selanjutnya uang Rp 100 juta dan Rp 300 juta untuk dua mahasiswa diserahkan oleh wali atas nama Hj Sofi dan Zakiah," katanya.
Selanjutnya Asep Sukohar mengatakan jika dirinya menggunakan uang senilai 100 juta untuk melunasi biaya kesehatan Muktamar NU di Lampung
Pasalnya, saat itu Asep Sukohar saat itu menjabat sebagai koordinator provinsi bidang kesehatan dalam pelaksanaan muktamar NU di Lampung pada akhir 2021.
"Saya menggunakan Rp 100 juta dari uang tersebut untuk melunasi biaya kesehatan seperti vaksinasi, rapid, dll,"
"Uang tersebut dipotong dari uang Rp 350 juta yang pertama diserahkan oleh Zuhriadi," kata Asep.