Berita Terkini Nasional

Lato-lato Makan Korban, Bocah 8 Tahun Sampai Harus Operasi Mata

Kemunculan permainan anak, lato-lato, sempat menuai pro dan kontra, dan kini memakan korban, bocah usia 8 tahun sampai harus jalani operasi mata.

Tribunpontianak.co.id
Foto ilustrasi, permainan lato-lato. Kemunculan permainan anak, lato-lato, sempat menuai pro dan kontra, dan kini memakan korban, bocah usia 8 tahun sampai harus jalani operasi mata. 

"Waktu itu hanya mengimbau saja kepada guru-guru untuk melarang anak murid membawa lato-lato di sekolah dan kejadiannya bukan di sekolah,” jelasnya.

Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menanggapi serius terkait permainan lato-lato yang menciderai mata kiri AN.

Keseriusan Bupati Muda, akan segera ditangani dan dibantu dalam pengobatan dengan meminta Dinas Kesehatan Kubu Raya mem-follow up perawatan dan kesehatan AN.

"Nanti Dinas Kesehatan yang akan menindaklanjutinya."

"Sudah saya informasikan hal ini ke Pak Marijan (Kadiskes KKR)," kata Bupati Kubu Raya, Sabtu 7 Januari 2023.

Terkait peristiwa anak yang terkena dampak permainan lato-lato tersebut, Bupati Muda akan mengeluarkan surat edaran.

"Nanti kita akan keluarkan surat edaran, agar tidak membawa mainan serupa atau yang dapat menganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah," ungkap Muda.

Muda Mahendrawan juga mengatakan dirinya meminta pihak sekolah dan para orang tua untuk mengawasi anak-anak.

"Boleh bermain, jika di luar sekolah, dan mohon atensi pada seluruh guru dan orang tua agar mengingatkan dan mengawasi anaknya untuk fokus belajar jika di sekolah," ujarnya.

Meski demikian, Muda mengatakan, ia tidak melarang permainan lato-lato tersebut.

Hal ini karena berdampak pada permainan tradisional yang mencegah anak pada green screen atau gadget.

Pertimbangan ini, ujarnya juga membawa dampak positif bagi anak untuk saling berinteraksi pada teman-teman di lingkungan dan meningkatkan solidaritas dan sosial.

Larangan Bawa Lato-lato

Di sisi lain, fenomena permainan lato-lato yang saat ini sedang merambah kalangan anak-anak menjadi perhatian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Barat, Lampung.

Sebab tidak sedikit anak-anak membawa permainan ini ke lingkungan sekolah.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved