Berita Lampung

Curhat Jadi Solusi Tekan Angka Kekerasan Anak di Pesawaran Lampung

Arta Nimas Asih, Konselor Puspaga Kabupaten Pesawaran Lampung menjelaskan pentingnya orangtua dan orang terdekat mendengar curhat anak

Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: soni
Tribun Lampung/ Oky Indra Jaya
Konselor Puspaga Arta Nimas Asih 

Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Arta Nimas Asih, Konselor Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Kabupaten Pesawaran Lampung menjelaskan pentingnya orangtua dan orang terdekat mendengarkan curahan hati (curhat) anak.

Arta menyimpulkan hal tersebut dapat membantu anak dalam menurunkan tingkat depresi mereka atas beban yang dipikulnya.

“Jika anak terlalu lama menyimpan beban sendiri, dapat memungkinan anak akan melampiaskan kepada hal yang negatif,” ucap Arta, Selasa (17/1/2023).

Arta memaparkan, bila anak berlarut depresi tanpa ada pengarahan oleh orang terdekat atau psikolog tentu dapat menjadi sesuatu yang serius.

“Anak yang depresi tersebut menganggap bila melakukan kekerasan baik verbal maupun bullying terhadap orang lain atau teman sebaya menjadi hal yang biasa,” paparnya.

Arta menjelaskan, sehingga antar keduanya, yakni pelaku dan korban dapat mempengaruhi psikis mereka.

Baca juga: Wali Kota Eva Dwiana Diskusi Pencegahan Kekerasan Anak dan Perempuan dengan Menteri PPPA

Baca juga: Komnas PA Bandar Lampung Catat 43 Kasus Kekerasan Anak di 2022, Tahun Lalu 34 Kasus

Arta melanjutkan, korban kekerasan tersebut pun bila tidak bercerita ke orangtua atau orang terpercaya maka kasus pun berulang.

“Bahkan bila dipendam akan mengulang kembali alur dari penyebab kekerasan atau mungkin membuat depresi yang bertambah parah,” ujarnya.

Sehingga Puspaga yang dibawahi oleh Dinas PPA Pemkab Pesawaran Lampung hadir untuk menjadi solusi agar anak yang mengalami kekerasan verbal, fisik, kekerasan asusila, serta masalah hidup untuk memulihkan.

Arta juga menerangkan bahwa Puspaga Pesawaran Lampung menyiapkan psikolog anak dalam memulihkan kondisi mental dari anak yang mengalami depresi.

“Bila terjadi kekerasan asusila terhadap anak, maka rujukan kami adalah melalui dinas PPA, dan itu akan ditindaklanjuti,” jelasnya.

Arta menjelaskan kasus kekerasan anak yang terjadi di tahun 2021 dan 2022 dapat dikatakan cukup serius.

Dengan banyaknya jumlah korban dan kasus yang terjadi, sehingga di tahun 2023 Puspaga berkomitmen untuk menekan angka kekerasan anak.

Puspaga juga saat ini memiliki program untuk berkolaborasi kepada sekolah-sekolah di Pesawaran untuk menciptakan sekolah ramah anak.

Arta mengatakan, bahwa pihaknya telah menjalankan program tersebut kepada MIN 1 Pesawaran dan MTsN 2 Pesawaran Lampung

“Tak hanya itu saja, kami pun bekerjasama dengan forum anak Pesawaran untuk mengkampanyekan tips dalam menekan angka kekerasan anak,” pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved