Berita Lampung

36 Murid di Lampung Tengah Jadi Korban Asusila Video Call Pria Asal Lahat

Pelaku sebelumnya melakukan tindak asusila video call dengan memasukkan siswa SD asal Lampung Tengah ke grup WhatsApp.

Tribunlampung.co.id / Fajar Sidiq
Ketua LPA Lampung Tengah Eko Yuono saat ditemui Tribunlampung.co.id, Selasa (7/2/2023). 

Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah - Jumlah korban video call asusila dari Lampung Tengah yang dilakukan oleh tersangka RB (30) pria asal Lahat, Sumatera Selatan ternyata mencapai 36 anak.

Seluruh anak yang jadi korban video call asusila merupakan murid SDN di Lampung Tengah.

Pelaku sebelumnya telah melakukan tindak asusila melalui video call yang dimasukkan ke dalam grup aplikasi WhatsApp.

Kepala Sekolah SDN di Lampung Tengah yang muridnya jadi korban asusila mengatakan, jumlah tersebut berdasarkan hasil komunikasi pihak sekolah kepada orangtua murid.

"Para orangtua yang anaknya menjadi korban mengakui hal tersebut, dengan jumlah total saat ini 36 anak," katanya, Selasa (7/2/2023).

Baca juga: Pria Asal Sumsel Ajak Video Call Asusila 12 Siswi SD di Lampung Tengah

Laporan tersebut tertuang dalam LP / B / 1495 / X / 2022 / SPKT / POLRES LAMTENG / POLDA LAMPUNG, tanggal 4 Oktober 2022.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lampung Tengah Eko Yuono mengatakan, dirinya mengaku telah menerima koordinasi dari pihak sekolah untuk mediasi terhadap 36 korban video call asusila oleh pelaku RB.

Modus pelaku, melakukan video call, kemudian mengajak anak tersebut memperagakan perbuatan asusila bersamanya (pelaku).

Menurutnya, dari hasil mediasi ada hal yang mengagetkan yang dilakukan pelaku kepada para murid SDN di Lampung Tengah.

"Semuanya pernah dihubungi oleh pelaku dan diminta melakukan hal serupa, termasuk anak laki-laki," tambahnya.

Dan hingga kini, lanjutnya, LPA Lampung Tengah berkoordinasi dengan pihak SDN yang bersangkutan untuk melakukan pendampingan terhadap para korban dan orangtua.

Tujuannya, kata dia, untuk mendapatkan hasil pasti dan memberikan upaya trauma healing bagi para korban.

Sebab, pihaknya mendapati banyak orangtua yang enggan untuk melaporkan hal itu.

"Meskipun orangtua menyadari anaknya telah jadi korban asusila melalui panggilan video call, namun enggan melapor karena baginya anaknya baik-baik saja (secara fisik)," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, perlu ada perhatian lebih terkait kesadaran anak dan orangtua dalam penggunaan media sosial.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved