Impor Baju Bekas Dilarang

Impor Baju Bekas Dilarang, Pedagang Thrifting di Bandar Lampung Sulit Order Barang

An, salah satu pedagang produk thrift alias Baju Bekas menuturkan, saat ini ia sudah tidak bisa lagi melakukan order barang thrifting secara online.

Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama
Produk thrifting alias Baju Bekas bisa ditemui di sepanjang Jalan Kayu Manis Way Halim, Pasar Bambu Kuning lantai 2, Jalan Soekarno Hatta, Campang Raya Sukabumi, Bandar Lampung. 

Dia mengatakan dengan modal pinjam ke bank, ia nekad menggelar usaha kecil-kecilan untuk menghidupi kehidupannya sehari-hari.

"Saya sih belum lama jadi sangat berat ya, karena modal aja belum kembali. Baru buka sudah disuruh tutup. Padahal kalo tahu saja, usaha ini dengan hasil sendiri modalnya aja minjem," kata dia.

Baca juga: Pedagang Thrifting Nilai Bakal Banyak Pengangguran Pasca Larangan Impor Baju Bekas

Untuk itu, dia berharap pemerintah bisa bijak dan mempertimbangkan nasib pedagang kecil khususnya trhifting.

"Masa jualan baju thrifting dilarang kita jualan ini untuk kebutuhan sehari-hari kok sampe begitunya usaha juga halal,"

"Ya kalo saran dari saya sih jangan asal nutup usaha orang ya, kita usaha untuk cari makan kalo tiba-tiba ditutup modal kita macet kasian lah pedagang kecil kaya kami," ujarnya.

Punya Segmen Sendiri

Yo yang memiliki bisnis pakaian thrift khusus wanita menyayangkan adanya pelarangan penjualan pakaian thrift. Karena bisnis pakaian thrift sudah lama ada.

Bisnis pakaian thrift ini berdampingan dan tidak bersaing dengan bisnis pakaian bukan thrift, sebab masing-masing memiliki segmen pasarnya sendiri.

Ada orang-orang yang lebih suka beli pakaian thrift, dan ada juga yang lebih suka beli pakaian bukan thrift karena mungkin saja uangnya cukup beli pakaian yang bukan thrift.

Orang-orang yang suka menggunakan pakaian thrift karena pakaian thrift banyak dari brand ternama, dan harganya murah.

Sampai saat ini belum terdengar kabar kalau ada yang terkena dampak penggunaan pakaian thrift, seperti terkena penyakit kulit, gatal, atau terkena kuman.

"Saya sendiri sebelum membuka Ziluxxe.id, saya juga sering menggunakan pakaian thrift dan nyatanya sampai sekarang saya tidak penyakitan," kata Yo.

Sebab pakaian thrift yang dijual semua pemilik bisnis pakaian thrift adalah pakaian layak pakai, bukan pakaian seperti keset yang tidak ada artinya.

Bahkan pakaian thrift yang ia jual disortir dulu dan dilaundri. Sehingga pakaian itu menjadi bersih, rapi, dan siap pakai.

Yo mengaku memulai bisnis pakaian thrift wanita sejak pandemi Covid 19 mulai ada.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved