Wawancara Eksklusif

Bincang Stunting Bareng Kepala BKKBN Lampung, dr Nurizky: Kena Stunting Sulit Diobati

Wawancara Eksklusif Tribun dengan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Lampung dr Nurizky Permanajati. Berikut detailnya.

Penulis: kiki adipratama | Editor: Kiki Novilia
Tribun Lampung / Kiki Adipratama
Wawancara Eksklusif Tribun dengan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Lampung dr Nurizky Permanajati. 

Tribunlampung.co.id. Bandar Lampung - Indonesia sedang mempersiapkan generasi emas 2045.

Namun hal itu terkendala dengan persoalan stunting pada bayi dan anak di bawah usia dua tahun.

Presiden Joko Widodo sendiri telah menargetkan agar angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

Lantas seperti apa angka stunting di Lampung sendiri dan bagaimana gambarannya?

Berikut petikan Wawancara Eksklusif Tribun dengan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Lampung dr Nurizky Permanajati.

Baca juga: BKKBN Provinsi Lampung Lakukan Program Pencegahan Stunting Dari Hulu

Baca juga: Iqbal Ardiansyah Jadi Kakak Asuh Mencegah Stunting di Lampung, Berikut Kiprahnya

Bisa jelaskan sedikit apa itu stunting?

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.

Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Selain itu perkembangan otak anak stunting juga berbeda dengan anak yang tidak stunting.

Apa saja faktor penyebab kurang gizi yang memicu stunting pada anak?

Stunting ini memang masalah kekurangan gizi ya.

Akan tetapi ada pemicunya sehingga anak menjadi terkena stunting.

Ada empat faktor yang menyebabkan stunting.

Pertama adalah pola pengasuhan dari orang tuan anak itu sendiri.

Baca juga: BKKBN dan Tribun Network Kampanye Cukup Dua Telur Semesta Mencegah Stunting

Baca juga: Hensilyana, Owner Tegal Mas Didapuk Jadi Kakak Asuh Semesta Mencegah Stunting, Begini Kiprahnya

Kedua, fasilitas pelayanan seperti air bersih, ketiga kemiskinan, dan keempat adalah pendidikan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved