Korban Dukun Pengganda Uang

Pasutri asal Lampung Korban Mbah Slamet Dimakamkan Satu Liang Lahat

Mereka dimakamkan dalam satu liang lahat di TPU Dusun Kalirejo 2, Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, Lampung.

Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya
Suasana pemakaman jenazah Suheri dan Riani di TPU Dusun Kalirejo 2, Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, Lampung, Selasa (11/4/2023). Pasangan suami istri itu diduga menjadi korban pembunuhan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Jenazah pasutri asal Pesawaran, Lampung, Suheri dan Riani, sudah dimakamkan, Selasa (11/4/2023) pagi.

Pemakaman kedua korban pembunuhan Mbah Slamet asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu berlangsung pada pukul 08.00 WIB.

Mereka dimakamkan dalam satu liang lahat di TPU Dusun Kalirejo 2, Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, Lampung.

Para pelayat mengiringi kepergian Suheri dan Riani dengan air mata.

Terlihat yang datang melayat mulai dari keluarga besar korban hingga warga setempat yang bersimpati atas peristiwa nahas yang menimpa keduanya.

Baca juga: Fakta Baru Mbah Slamet Mengaku Uang Berhasil Digandakan tapi Dirampok

Baca juga: Korban Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet Sulit Dikenali, Barang Korban Bisa Jadi Petunjuk

Panut, kakak kandung Riani, mengatakan, kedua jenazah tiba di rumah duka, Selasa (11/4/2023) sekitar pukul 06.00 WIB.

Ambulans yang membawa jenazah Suheri dan Riani berangkat dari Banjarnegara, Senin (10/4/2023) pukul 15.00 WIB.

Ambulans yang membawa jenazah sampai di Pelabuhan Merak, Banten pada pukul 02.00 WIB.

Mereka tiba di Pesawaran, Lampung sekitar pukul 06.00 WIB.

Panut mengaku turut mendampingi anak korban, Rani Dwi Wulandari, untuk menjalani tes DNA jenazah Suheri dan Riani.

Hasil identifikasi telah keluar dan dapat mengungkap bahwa jenazah tersebut adalah benar Suheri dan Riani.

Suasana Haru Pemakaman

Suasana haru biru menyelimuti proses pemakaman Suheri dan Riani di Pesawaran, Lampung.

Baca juga: Polres Pesawaran Polda Lampung Bakal Cari Perantara Para Korban ke Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet

Pasangan suami istri itu diduga menjadi korban pembunuhan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Jenazah Suheri dan Riani diberangkatkan dari Banjarngera, Jawa Tengah, pada Senin (10/4/2023) siang.

Jenazah keduanya tiba di rumah duka di Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, Lampung, Selasa (11/4/2023) sekitar pukul 06.00 WIB.

Jasad korban langsung dimakamkan di TPU Dusun Kalirejo 2, Desa Kalirejo.

Terlihat ratusan pelayat menghadiri pemakaman Suheri dan Riani.

Saat kedua peti dimasukkan ke dalam satu liang lahat, suasana haru langsung menyeruak.

Apalagi ketika Rian, anak sulung Suheri dan Riani, mengumandangkan azan.

Meski mampu mengumandangkan azan dengan lantang, Rian tidak bisa menutupi kesedihan atas kepergian orangtuanya.

Apalagi ayah dan ibunya meninggal dunia dengan cara tak wajar, yakni diduga dihabisi oleh Mbah Slamet.

Terlihat jelas dari raut wajahnya yang begitu lelah karena selama ini berusaha mencari kedua orangtuanya.

Hingga pada akhirnya, Rian pun bisa bertemu dengan orangtuanya, meski dalam kondisi sudah tidak bernyawa.

Sebelum dimakamkan di TPU Dusun Kalirejo 2, Desa Kalirejo, jenazah Suheri dan Riani telah disalatkan di musala.

Pemborong Bangunan

Pasangan suami istri asal Pesawaran, Lampung, Suheri dan Riani, menjadi korban Mbah Slamet, dukung pengganda uang.

Jenazah Suheri dan Riani diberangkatkan dari Banjarngera, Jawa Tengah, pada Senin (10/4/2023) siang.

Jenazah keduanya tiba di rumah duka di Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, Lampung, Selasa (11/4/2023) sekitar pukul 06.00 WIB.

Siapa sebenernya Suheri?

Slamet, tetangga korban asal Dusun Kalirejo 2, Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, mengaku kali terakhir berkomunikasi dengan Suheri pada 2021 lalu.

Ia menceritakan bahwa sebelumnya Suheri pernah bekerja di diler motor.

Suheri saat itu bekerja di diler motor di Bandar Lampung pada tahun 2003.

Namun, ia mengundurkan diri pada tahun yang sama.

Dari situ, ia beralih menjadi pemborong bangunan.

“Kalau ada borongan, beliau yang dipanggil untuk mengerjakannya,” tutur Slamet.

Slamet menuturkan, sebagai pemborong proyek bangunan, terkadang Suheri harus bekerja ke luar kota.

Sebelum menjadi korban pembunuhan, terus Slamet, Suheri pernah bercerita sedang mengerjakan proyek di Jawa.

“Dia bilang sebentar lagi rumah yang dikerjakan akan selesai,” papar Slamet.

“Katanya tiga bulan lagi selesai,” imbuhnya.

Slamet menyebut, itulah kali terakhir ia berkomunikasi dengan Suheri.

Saat itu Suheri menghadiri acara hajatan adiknya di Desa Kalirejo.

Setelah itu, Slamet mengaku tidak pernah mendapatkan kabar lagi dari Suheri.

Dipaparkan oleh Slamet, saat bekerja di luar atau pun di Jawa, Suheri selalu mengajak istrinya.

“Dan memang selalu bersama dengan istrinya,” ujar Slamet.

Namun, selama bekerja di Jawa Suheri hanya berkomunikasi secara singkat.

Suheri mengatakan kepadanya sedang mengerjakan bangunan di Jawa.

“Tapi, dia pernah bilang kalau mau berangkat lagi hendak menyelesaikan proyeknya di sana,” kenang Slamet.

“Dan insya Allah dananya akan keluar,” tambahnya.

Namun, Slamet mengaku tidak memahami apa yang dimaksud oleh Suheri tersebut.

“Yang saya tahu hanyalah soal pembayaran saat bekerja sebagai pemborong,” pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved