Korban Dukun Pengganda Uang

Fakta Baru Mbah Slamet Mengaku Uang Berhasil Digandakan tapi Dirampok

Fakta baru terungkap, pengakuan Tohari alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, sebut uang berhasil digandakan tetapi malah dirampok.

|
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNBANYUMAS.COM/PERMATA PUTRA SEJATI
Tohari alias Mbah Slamet (baju biru), dukun pengganda uang yang bunuh 12 orang. Fakta baru terungkap, pengakuan Tohari alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, sebut uang berhasil digandakan tetapi malah dirampok orang tak dikenal alias OTK. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Fakta baru terungkap, pengakuan Tohari alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, sebut uang berhasil digandakan tetapi malah dirampok orang tak dikenal alias OTK.

Atas dasar itu pula, dua korbannya yang merupakan pasangan suami istri asal Pesawaran Lampung, Irsad dan Wahyu Tri Ningsih, bertolak menuju Banjarnegara.

Informasi tersebut didapat Irsyad dan Wahyu Tri Ningsih dari Suheri, yang juga turut menjadi korban keganasan Mbah Slamet.

Fakta baru tersebut disampaikan Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad.

Pandra mengungkapkan, korban telah kenal dengan Mbah Slamet atau Tohari ini melalui seorang berinisial K pada April 2021.

Baca juga: Korban Dukun Pengganda Uang Pulang ke Lampung, Alda Tak Henti Menangis

"Kata K kepada korban, ada padepokan di Jawa Tengah yang dapat menggandakan uang," kata Zahwani Pandra Arsyad saat dihubungi Tribunlampung.co.id, Sabtu (8/4/2023).

Pandra mengatakan, para korban yang tergiur dengan informasi tersebut akhirnya memutuskan berangkat ke Banjarnegara, Jawa Tengah, untuk menemui pelaku Mbah Slamet.

Korban Irsyad dan Tri, lanjut Pandra, menetap selama 3 minggu di Banjarnegara, sebelum akhirnya pulang ke Lampung.

"Setelah satu minggu berada di Lampung, korban Irsad mendapatkan kabar dari korban Suheri, penggandaan uangnya berhasil."

"Tetapi, uang tersebut dirampok orang yang tidak dikenal," jelas Pandra.

Kemudian, pada akhir Juni 2021, terus Pandra, korban kembali berangkat ke Banjarnegara untuk kembali menemui Mbah Slamet dan menjalankan ritual menggandakan uang.

Namun, saat pasutri asal Pesawaran itu tiba, Mbah Slamet mengatakan jika ritualnya salah.

"Jadi korban harus menunggu selama 40 hari untuk dilakukan ritual kembali, setelah empat hari berada di Banjarnegara mereka pun pulang lagi ke Lampung," tutur Pandra.

Selanjutnya, pada 9 September 2021, korban Irsad bersama istrinya, Wahyu Tri Ningsih, bertolak lagi ke Banjarnegara, lantaran mendapat telepon dari Mbah Slamet untuk segera menemuinya.

Kedua korban pun akhirnya berangkat menggunakan bus.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved