Liputan Khusus
Imbas El Nino Produksi Kopi di Lampung Turun Drastis, Tanaman Mati Kekeringan
Sejumlah petani kopi sudah berusaha mengatasi dengan memasok air buat tanaman kopi, namun panas terik akibat El Nino tidak membuat pohon kopi selamat.
"Karena cuaca juga panas, ditambah asupan pupuk-pupuknya juga tidak ada. Kemarau ini sangat berpengaruh ke hasil kopi kami," ucapnya, Sabtu (11/11).
Dahan-dahan sampai pucuk batang kopi juga mati. Bahkan ada juga batang kopi yang mati karena kekeringan.
Andri, petani kopi di Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat mengatakan, tahun ini produksi kebun kopinya menurun. Jika biasanya kebun bisa menghasilkan 1-2 ton biji kopi setahun per hektare, tahun ini hanya 500-600 kg saja.
Petani kopi lainnya di Lampung Barat, Tunggono mengaku, kemarau panjang telah memberikan dampak terhadap tanaman kopi miliknya seluas setegah hektare.
“Karena sejak kemarau panjang kemarin, tanaman kopi milik petani di Suoh dan BNS daunnya mulai layu hingga mati. Sekitar 3-4 bulan lebih waktu itu tidak turun hujan di sini. Sehingga kekeringan tersebut menjadi keluhan masyarakat dan petani,” ujarnya.
Madian, petani kopi Pesisir Barat mengatakan, tahun ini produksi kopinya menurun drastis akibat kemarau panjang.
"Hasil kopi tahun ini sangat jauh berkurang karena dalam beberapa bulan lalu tidak ada hujan. Jadi banyak bunga kopi yang hangus gagal jadi buah," kata dia.
Ia mengatakan, jika biasanya panen kopi 1 ton per hektare, maka tahun ini cuma dapat 3-4 kuintal saja.
Sementara Izhar, petani kopi di Pekon Rata Agung Kecamatan Lemong Pesisir Barat mengatakan, saat ini rata-rata kebun kopi mulai memasuki fase berbunga. Pada saat seperti ini kata dia, waktu yang sangat menentukan bagi para petani.
Sebab, jika cuaca terlalu panas maka akan membuat bunga menjadi layu dan hangus. Namun jika terjadi hujan deras maka akan menyebabkan bunga kopi menjadi rontok dan gugur.
"Cuaca sekarang tidak menentu kadang sangat panas tapi tiba-tiba bisa terjadi hujan deras," ujarnya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan petani kopi di Kawasan Register 19, Gunung Betung Kabupaten Pesawaran, Neri Gustian. Ia mengatakan, produksinya hanya separuh dari hasil tahun 2022.
Ia menjelaskan, hasil panen kopi Robustanya tahun lalu 8-10 ton. Namun tahun ini hanya 4-5 ton saja. “Ya, ada penurunan yang signifikan pada musim kemarau saat ini,” ungkap Neri, Minggu (12/11).
Menurunnya hasil panen itu karena kebun kopi miliknya mengalami kekurangan air. Sehingga tanaman tidak berbuah maksimal. Selain itu banyak pohon kopi yang mati kekeringan.
“Kopi yang mau dipanen hanya berbiji satu, dan itu tidak seperti biasanya, bukan dua tapi cuma sebelah,” ujarnya.
695.962 Usaha Sudah Pakai QRIS, di Lampung Tumbuh 27,80 Persen per Tahun |
![]() |
---|
Kendaraan ODOL Picu Jalan yang Sudah Diperbaiki di Lampung Cepat Rusak |
![]() |
---|
Gubernur Lampung Target Jalan Mantap 98 Persen Lima Tahun ke Depan |
![]() |
---|
Pemprov Lampung Targetkan 52 Ruas Jalan Diperbaiki Tahun Ini |
![]() |
---|
Dulu Kubangan Kini Beton, Progres Perbaikan Jalan Provinsi di Lampung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.