Liputan Khusus

Imbas El Nino Produksi Kopi di Lampung Turun Drastis, Tanaman Mati Kekeringan

Sejumlah petani kopi sudah berusaha mengatasi dengan memasok air buat tanaman kopi, namun panas terik akibat El Nino tidak membuat pohon kopi selamat.

Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra
Tunggono, seorang petani di Lampung Barat menunjukan tanaman kopinya yang mati mengering. Imbas El Nino produksi kopi di Lampung turun drasti karena tanaman mati kekeringan. 

Hal itu juga dirasakan oleh Saiful, warga Desa Gedong Tataan. Ia mengaku terpaksa memanen dini buah kopi karena kekeringan.

“Produksi Kopi anjlok karena kemarau. Sebelumnya sudah jelas pendapatan sekian-sekiannya, sekarang blur dan tak jelas,” ucap Saiful.

Harga Naik

Namun meski produksi turun, masih ada kabar baiknya. Harga kopi jadi naik akibat produksi yang berkurang.

Neri, petani kopi di Kabupaten Pesawaran mengatakan, harga saat ini Rp 35 ribu-Rp 40 ribu per kilogram (kg). Sebelumnya, paling tinggi Rp 25 ribu per kg.

Ia menjual panen kopinya ke tengkulak. Menurutnya, banyak petani tidak memiliki modal sebagai kebutuhan biaya operasional tanam. Sehingga, ini diibaratkan sebagai tanam saham dari tengkulak kepada petani.

“Dengan demikian, sistem hasilnya adalah tengkulak menyediakan pupuk dan kebutuhan pangan, lalu setelah panen dan dijual akan dipotong dari jumlah berapa kebutuhannya,” jelasnya.

Madian, petani kopi Pesisir Barat mengatakan, masih bersyukur meski panen berkurang namun harga kopi melonjak.

"Tahun kemarin hasilnya banyak tapi harganya murah cuma Rp 20 ribu/kg. Sekarang hasilnya sedikit tapi harganya jadi Rp 40 ribu," bebernya. Ia menjual hasil panennya kepada pengepul yang ada di daerah setempat.

Andri, petani kopi di Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat mengatakan, harga kopi masih stabil di kisaran Rp 35-38 ribu per kg. Ia menjual hasil kopinya kepada agen-agen besar yang ada di kecamatan setempat.

Sementara Alek Mahad, petani kopi di Way Kanan mengaku harga hari ini (Minggu) Rp 35.500/kg. Pada Juni lalu harga sempat Rp 39.500/kg. Ia biasa menjual ke tengkulak.(bob/sai/yog/oky/dic/ Tribunlampung.co.id)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved