Berita Lampung

Dinkes Sebut Kesadaran Masyarakat Lampung Cegah DBD Masih Rendah

Ia mengatakan dalam perilaku hidup bersih dan sehat khususnya dalam hal mengantisipasi kasus DBD, masyarakat lebih memilih fogging daripada PSN.

Penulis: Agustina Suryati | Editor: Robertus Didik Budiawan Cahyono
Tribunlampung.co.id/M Rangga Yusuf
Ilustrasi Fogging DBD. Dinkes Provinsi Lampung sebut kesadaran masyarakat cegah DBD masih rendah kareba lebih memilih fogging daripada pemberantasan sarang nyamuk. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung- Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Lampung Edwin Rusli menyebut bahwa kesadaran masyarakat Lampung dalam mengantisipasi DBD masih rendah.

Ia mengatakan dalam perilaku hidup bersih dan sehat khususnya dalam hal mengantisipasi kasus DBD, masyarakat lebih memilih fogging daripada melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).

“Kesadaran masyarakat kita memang masih rendah, masyarakat lebih memilih fogging daripada melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” ujarnya saat dihubungi di Bandar Lampung, Minggu (26/5/2024).

Selain itu, lanjut Edwin, kondisi sanitasi juga masih kurang baik (tergenangnya air).

Kemudian pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait potensi merebaknya DBD pun juga masih kurang.

“Kurangnya pengetahuan dalam mencegah dan sadar akan potensi terjadinya penyebaran DBD seperti tidak menutup penampungan air, menguras tempat-tempat penampungan air sampai mendaur ulang barang bekas, menggunakan anti nyamuk, dan menggantung pakaian bekas yang dapat berpotensi berkembang biakan nyamuk,” jelasnya.

Selanjutnya mguna mengurangi korban jiwa pihaknya mengimbau agar masyarakat mengenali tanda-tanda dan gejala awal DBD.

Menurut Edwin terdapat gejala awal dan lanjutan.

Gejala awal DBD biasanya ditandai dengan demam tinggi secara mendadak disertai drngan kondisi fisik yang lemah dan lesu. 

Kedua ialah nyeri di ulu hati dan belakang bola mata.

“Pada umumnya tampak bintik-bintik merah pada kulit seperti gigitan nyamuk di sebabkan pecahnya pembuluh darah,” katanya.

Usai mengetahui gejala awal, Edwin melontarkan bila sejumlah penderita bisa mengalami gejala lanjutan.

Gejala lanjutan ditandai dengan perdarahan di hidung (mimisan), serta muntah atau buang air besar bercampur darah.

Bila sudah seperti itu harus segera ditolong, bila tidak maka bisa menyebabkan kematian.

“Pertolongan pertama beri minum sebanyak-banyaknya air yang telah di masak, susu, teh atau air minum lainnya, lalu obat penurun demam golongan parasetamol, dapat dibantu dengan kompres air hangat,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved