Berita Lampung

Konflik Gajah dan Manusia di Suoh Lampung Barat Makin Sulit, Kawanan Pecah Dua Kelompok

Kawanan gajah liar di Suoh dan BNS kini terpecah dua kelompok, satu berjumlah 12 ekor dan lainnya enam ekor berpencar.

Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Tri Yulianto
Dok Satgas Konflik Gajah Suoh dan BNS
Kawanan gajah liar di Suoh dan BNS kini terpecah dua kelompok, satu berjumlah 12 ekor dan lainnya enam ekor berpencar. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Lampung Barat - Kawanan gajah liar yang berjumlah 18 ekor di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh, Lampung Barat terpecah menjadi dua kelompok.

Hal ini kian mempersulit penggiringan gajah agar kembali ke hutan setelah datangi kawasan pemukiman di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh, Lampung Barat.

Kendala penggiringan oleh satgas sebelumnya sudah terjadi akibat GPS yang terpasang pada dua dari 18 ekor gajah di Suoh Lampung Barat rusak.

Sehingga saat ini satgas sulit melakukan pemantauan terhadap pergerakan kawanan gajah liar di Suoh Lampung Barat itu.

Pembina Satgas Konflik Gajah Suoh dan BNS Sugeng Hari Kinaryo Adi mengungkapkan, kawanan gajah berjumlah 14 ekor memasuki Pekon Banding Agung.

"Tadi malam, 14 ekor gajah berada di Pemangku Tri Tunggal, Pekon Banding Agung tepatnya di pemakaman yang ada di wilayah itu," ujarnya, Selasa (2/7/2024).

Jika sudah berada di pemakaman tersebut, kawanan gajah liat bisa masuk ke hutan belukar dan istirahat di hutan belukar tersebut.

“Atau bergeser sedikit bisa ke belakangan permukiman Tri Tunggal atau ke arah kebun sawit Marga Jaya,” jelasnya.

"Dikhawatirkan gajah ini bisa ke kemana-mana, bisa ke Bandar Agung dan permukiman penduduk lainnya," sambungnya.

Setelah terpisah menjadi dua kelompok, ungkap Sugeng, kini dua ekor lagi bergabung dengan empat ekor lainnya.

Sehingga kini terpecah jadi dua kelompok, kelompok satu 12 ekor mengarah ke Rawa Kenceng dan kelompok dua 6 ekor berada di Simpang Masak.

Menurutnya, saat ini banyak petani di wilayah itu telah menebangi tanaman pisang yang selama ini menjadi makanan incaran gajah.

Padahal penyebangan tersebut justru membuat kawanan gajah lebih liar dan membahayakan masyarakat.

"Sekarang banyak tanaman pisang ditebang pemiliknya, hal ini dilakukan untuk meminimalisir kawanan gajah masuk ke kebun mereka,” ucapnya.

“Namun kondisi ini menyebabkan kawanan gajah terus berkeliaran. Hingga saat ini kami kesulitan memantau karena GPS rusak,” pungkasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved