Harga Singkong Anjlok di Lampung

Mentan Bakal Turunkan Satgas Jika Ketetapan Harga Singkong di Lampung Tak Ditaati

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan akan menurunkan satuan tugas alias satgas jika masih ada yang tidak menaati ketetapan harga singkong.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
KETETAPAN HARGA SINGKONG - Ketua PPUKI Lampung, Dasrul Aswin (peci hitam) saat diwawancara pada akhir Desember 2024 lalu. Dasrul Aswin mengatakan, pihaknya siap mematuhi keputusan hasil pertemuan di Kementan yang memastikan harga singkong senilai Rp 1.350 perkilogram dengan potongan (rafaksi) maksimal 15 persen. 

Di antaranya di PT SAM, Perusahaan Sinar Laut dan PT Bumi Waras (BW).

Dari pantauan Tribunlampung.co.id, sebelum melakukan aksi masa ribuan petani singkong tersebar di beberapa titik.

Bagi petani singkong yang ada di Mesuji, start perjalanan dilakukan dari Simpang Asahan.

Kemudian lakukan longmarch untuk menuju ke titik kumpul Lapangan Banjar Dewa, Tulangbawang.

Setelah itu baru, aksi masa melakukan aksi demo PT SAM dan Perusahaan Sinar Laut.

Terakhir rencananya akan dilakukan akai demo di perusahaan PT BW.

Ketua PPUKI Mesuji Kadek Tike saat dikonfirmasi menyampaikan aksi unjuk rasa ini dilakukan oleh petani singkong yang tergabung dari Kabupaten Mesuji, Tulangbawang dan Tulangbawang Barat.

"Jumlahnya massa ini tergabung di tiga Kabupaten yang diperkirakan ada 2500 sampai 3000 orang," ujarnya.

Lebih lanjut, diketahui jika saat ini aksi unjuk rasa sedang berlanjut di perusahaan Sinar Laut dan nantinya akan berakhir di PT BW.

Kebijakan Impor Buat Harga Singkong di Lampung Anjlok, Analisis Pengamat

Diberitakan sebelumnya, kebijakan impor ditengarai sebagai satu di antara penyebab harga singkong anjlok cukup jauh di Lampung, hingga membuat petani merugi.

Anjloknya harga singkong di Lampung tersebut juga turut memantik anggota DPRD Lampung, sehingga mereka menggelar rapat dengar pendapat dengan sejumlah stakeholder termasuk petani singkong pada Senin (16/12/2024).

Pengamat Ekonomi Unila Asrian Hendi Caya uraikan sebab murahnya singkong di Lampung.

Ia menilai, sebagian besar singkong Lampung ditampung oleh pabrik tepung tapioka sebagai bahan baku utamanya.

Harga tepung tapioka berpengaruh pada harga singkong di Lampung.

Menurut dia, harga tepung tapioka diperlukan pabrik industri makanan utamanya, di samping industri kerajinan masyarakat yang UMKM.

"Persoalannya seringkali industri makanan untuk menjamin stok bahan baku minta izin impor. Justru seringkali harga impor cenderung lebih rendah dan menguntungkan"

"Akibatnya permintaan tepung tapioka lokal berkurang. Nah, ini salah satu sumber turunnya harga singkong di Lampung," kata Asrian Hendi saat diminta pendapatnya, Selasa (17/12/2024).

Sebagai solusi lanjut Asriandi, pemerintah pusat dapat memperhatikan pengaruh impor tepung ke Indonesia.

"Salah satu faktor yg memengaruhi harga singkong adalah pasar tepung tapioka soalnya ada impor, maka harapannya pemerintah pusat memperhatikan pengaruh impor tepung tapioka terhdap harga singkong," tuturnya.

Dalam konteks Lampung, lanjutnya, pasar singkong cenderung oligopsoni.

Artinya ada bebrapa pembeli yang menentukan harga.

Memang pabrik tepung tapioka banyak, tapi sebagian besar terapiliasi dalam satu grup besar.

"Jadi solusinya adalah membuka pasar baru singkong. Ada alternatif misalnya mocaf ( modified cassava flour) atau tepung singkong. Nah tepung ini bisa menjadi substitusi atau pengganti terigu," tuturnya.

"Sayangnya, kurang bersaing karena impor terigu bebas bea impor. Sementara industri tepung singkong tidak bebas pajak"

"Ini tantangannya harus ada kebijakan pemerintah yang lebih memihak produk lokal," sambungnya.

Dia mencontohkan pernah terjadi dalam industri mie.

"Industri mie dulu pernah ada kebijakan untuk mengganti terigu dengan tepung singkong atau mocaf  (bukan tapioka) secara bertahap mulai dari 30 persen. Hanya saja tidak terlihat perkembangannya," ucapnya.

Selain itu dulu pernah terjadi komunikasi antara pengusaha dengan kepala daerah untuk menyepakati harga.

"Cara ini juga bisa dilakukan kembali walau mungkin sifatnya sementara. Sebagai produsen singkong yang besar memang ada baiknya membangun ekosistem bisnis singkong dengan pohon industrinya"

"Apalagi pemerintah pusat telah mengarahkan untuk lampung sebagai industri tepung-tepungan," pungkasnya.

( Tribunlampung.co.id / Hurri Agusto / M Rangga Yusuf )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved