Berita Lampung
Kasus Buang Bayi di Lampung Selatan, Santriwati Diancam Tidak Diluluskan
Santriwati yang membuang bayinya di pondok pesantren Kalianda, Lampung Selatan terancam menerima sanksi berat
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: soni yuntavia
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Lampung Selatan - Santriwati yang membuang bayinya di pondok pesantren Kalianda, Lampung Selatan terancam menerima sanksi berat.
Pimpinan pondok pesantren menyebut santriwati terancam tidak diluluskan karena melakukan pelanggaran berat yang diterapkan di pondoknya.
Pimpinan Ponpes Babul Hikmah Ustaz Nur Ardli mengatakan pihaknya mengedepankan nilai-nilai luhur yang berhubungan dengan Syariat Islam.
Pihak ponpes mengedepankan akhlak, nilai-nilai budi pekerti para santri dan santriwati.
"Kita ini pondok pesantren, bukan sekolah umum. Salah satu pegangan kami, anak itu bisa naik atau lulus arus ada akhlak, budi pekerti. Kalau ada masalah science (ilmu) itu urusan kedua," ujarnya, Selasa (11/3).
"Karena yang bersangkutan sudah melakukan pelanggaran yang berat. Sudah pasti ijazah pondok pesantrennya tidak lulus," ujarnya.
Karena yang bersangkutan dipastikan tidak bisa mengikuti ujian.
"Yang jelas kayak nilainya tidak ada. Karena kemarin sudah mulai ujiannya. Jadi kemungkinan besar yang bersangkutan tidak kami luluskan," ucapnya.
Menurutnya, ketetapan kelulusan harus sesuai dengan aturan yang diterapkan di pondok pesantrennya.
Kendati demikian pihak ponpes tidak serta merta membiarkan santriwati tersebut tidak mengenyam pendidikan.
Ponpes, menurutnya, akan membantu jika suatu hari santriwati ingin mengambil paket C.
"Kita akan membantu jika yang bersangkutan ingin mengambil paket C," tukasnya.
Pada sisi lain, Polres Lampung Selatan tengah memburu teman lelaki santriwati yang membuang bayinya di belakang Pondok Pesantren Babul Hikmah
Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin menegaskan pihaknya akan mencari teman lelaki santriwati yang membuang anaknya.
Kapolres berharap keduanya dapat dinikahkan demi keberlangsungan si bayi. "Kita berharap, kalau para pihak nanti akan menikah bersama. Itu lebih baik," ucapnya.(dom)
Cium Bau Anyir
Pimpinan Ponpes Babul Hikmah Ustadz Nur Ardli memberi pernyataan terkait penemuan bayi di sekitar ponpes pada Sabtu 8 Maret di belakang kamar mandi ponpes.
Pada Sabtu (8/3) lalu sekitar pukul 11.30 WIB, para santri putri mencium bau anyir saat hendak mengambil air wudu di kamar mandi. Seusai itu terdengar suara bayi menangis di luar pagar pondok pesantren.
Penemuan itu disampaikan kepada pengasuh pesantren.Setelah dicek ditemukan bayi laki-laki di samping pagar dengan kondisi tanpa pakaian.
Pihak ponpes kemudian berinisiatif memberi pertolongan awal dengan melibatkan bidan pesantren untuk memastikan kesehatan sang bayi.
Sekitar pukul 16.30 WIB, pihak pesantren mencurigai adanya indikasi bahwa ibu dari anak tersebut adalah santri putri yang kebetulan pada pukul pukul 11.00 WIB pulang tanpa izin.
Esoknya pada Minggu (9/3) sekitar pukul 22.00 WIB, pimpinan pondok pesantren beserta pengurus bersepakat untuk mendatangi rumah wali santriwati inisial NS.
Setelah pihak ponpes menggali keterangan, santriwati tersebut akhirnya mengakui dirinya adalah ibu dari bayi yang ditemukan di lingkungan ponpes.
Menurut pengakuan NS, dirinya telah berhubungan tanpa sadar dengan seseorang berinisial R di Pantai Merpati, Desa Waymuli, Kecamatan Rajabasa sekitar Juni tahun lalu.
Di pantai itu NS dan temannya berkenalan dengan dua pria. Ketika itu NS sedang dalam libur panjang sekolah
NS juga mengaku diberi minuman dan setelah mengonsumsi merasa pusing lalu hilang kesadaran.(dom)
Evaluasi dan Pembinaan
Pimpinan Ponpes Babul Hikmah Ustadz Nur Ardli menerangkan, sebagai Lembaga Pendidikan Islam yang berkomitmen mencetak generasi shalih dan salihah, dirinya sangat berduka dan prihatin atas kejadian ini.
"Ini musibah yang tidak kami kehendaki dan menjadi pelajaran besar bagi pesantren, santri, wali santri, maupun masyarakat luas," ujarnya.
"Kami tegaskan kejadian ini di luar kontrol kami, karena kejadian tersebut terjadi saat santri berada dalam pemantauan orang tua di rumahnya," sambungnya.
Meski demikian, pihaknya tetap akan melakukan evaluasi dan pembinaan agar kejadian serupa tidak terulang.
Ponpes juga telah berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk menangani kasus ini sesuai prosedur yang berlaku.
"Kami mengajak seluruh pihak untuk tidak terburu-buru menyimpulkan.
Atas nama Pondok Pesantren Islam Babul Hikmah, kami menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak atas musibah ini," ujarnya
"Kami juga memohon doa agar semua pihak yang terlibat mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari Allah Taala," tuturnya.(dom)
| Pemkot Bandar Lampung Tertibkan 14 Warung Remang-remang PKOR |
|
|---|
| Niat Liburan di Lampung, Anggota Mabes Polri Kecolongan Mobilnya Raib di Parkiran |
|
|---|
| RSJ Lampung Akan Beri Layanan Kesehatan Jiwa untuk Napi Lapas Narkotika |
|
|---|
| Siswa di Lampung Diminta Pahami Obat Herbal dan Tidak Salah Konsumsi |
|
|---|
| Kemenag Lampung Sebut Proses Renovasi Bangunan Ponpes Tak Perlu Izin Baru |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Santriwati-buang-bayinya-di-Ponpes-Kalianda-terancam-tidak-diluluskan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.