Berita Lampung

Ekspor Kopi Tembus Rp 10 Triliun, Lampung Diuntungkan Letak yang Strategis 

nilai ekspor kopi Lampung sampai menembus angka Rp 10 triliun pada tahun 2024, naik dua kali lipat lebih dari tahun sebelumnya.

Editor: soni yuntavia
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
EKSPOR KOPI - Kepala Karantina Lampung, Donni Muksydayan, Rabu (10/9/2025). Pemenuhan persyaratan dari negara-negara tujuan menjadi tantangan utama bagi Lampung dalam dalam melakukan ekspor kopi. 

Selain kopi biji, Donni menjelaskan Lampung juga mengekspor kopi bubuk, meskipun dalam volume yang jauh lebih kecil.

Menurut Donni, hingga saat ini jumlah ekspor kopi Lampung 90 persen masih dalam bentuk biji.

"Untuk kopi, trennya sekarang 90 persen ekspor itu masih dalam bentuk biji kopi, meskipun memang sudah ada beberapa UMKM kita yang sudah memulai ekspor kopi yang sudah diroasting (sangrai)," ungkapnya.

Pada tahun 2023, ekspor kopi bubuk mencapai 686 kg dengan nilai Rp 366,79 juta ke 7 negara.

Volume ekspor sempat meningkat di 2024 menjadi 38.566 kg dengan nilai Rp2,583 miliar meskipun negara tujuan berkurang menjadi 5.

Namun, hingga Juli 2025, ekspor kopi bubuk hanya tercatat 1 kg dengan nilai Rp40.000 ke 1 negara. 

Donni mengatakan, tingginya permintaan pasar global terhadap kopi Lampung serta kualitasnya yang semakin diakui, menjadikan kopi sebagai salah satu komoditas strategis dan pendorong utama pertumbuhan ekonomi ekspor di Provinsi Lampung.

Performa Stabil 

Karantina Lampung mencatat bungkil sawit dan kopi mendominasi ekspor komoditas dari Lampung selama tiga tahun terakhir. 

Kinerja ekspor Lampung dari tahun 2023 hingga Juli 2025 menunjukkan performa stabil, dengan beberapa komoditas yang secara konsisten masuk dalam daftar 10 besar.

Donni Muksydayan mengatakan, berdasarkan komoditas asli dari daerah, Lampung terbilang salah satu pintu ekspor terbesar di Indonesia.

"Bisa dibilang Lampung termasuk lima besar pengekspor Indonesia setelah Jawa Timur, Jakarta, dan Sumatera Utara dan Jawa Tengah," kata dia, Rabu (10/9/2025).

Donni menjelaskan, dari segi volume, kelapa sawit dan produk turunannya, seperti biji sawit, bungkil sawit, termasuk minyak turunannya menjadi gang terbesar.

Kemudian diikuti Kopi, karet, tetes tebu, dan buah-buahan seperti nanas kaleng yang menjadi salah satu terbesar di dunia.

Diketahui, Palm Kernel Expeller atau bungkil sawit, produk sampingan dari ekstraksi minyak kelapa sawit, menjadi komoditas dengan volume ekspor tertinggi dari tahun ke tahun.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved