Berita Lampung

Keterbatasan Pengiriman Sebabkan Antrean Solar Subsidi Mengular di SPBU Bandar Lampung

Pembatasan kuota dan jadwal pengiriman dari depot Pertamina menjadi penyebab utama stok di lapangan tidak menentu.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
ANTREAN - Suasana sejumlah truk mengantre di SPBU Bandar Lampung, Senin (29/9/2025). Pihak SPBU menyebut keterbatasan pengiriman sebabkan antrean mengular. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU di Bandar Lampung mengaku pengiriman stok bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar bersubsidi bukan wewenang mereka.

Keterbatasan kuota solar subsidi dari depot mengakibatkan antre kendaraan di SPBU mengular.

Mereka menyebut, pembatasan kuota dan jadwal pengiriman dari depot Pertamina menjadi penyebab utama stok di lapangan tidak menentu.

M Aldri Ansyah, pengawas SPBU Soekarno-Hatta, Sukarame, Bandar Lampung, mengungkapkan, bahwa kuota harian solar bersubsidi mereka tidak tetap karena harus mengikuti aturan dari depot.

"Kalau kita, untuk kuota itu ada aturan dari depot, jadi harus dikitir, jadi enggak tentu," ujarnya saat diwawancara, Senin (29/9/2025).

Menurutnya, kuota harian SPBU tersebut berkisar antara 16.000 liter atau 16 ton.

"Kalau di sini rata-rata per hari 16.000 liter atau sekitar 16 ton, tapi kadang juga cuma 8 ton, satu mobil," ungkapnya.

Terkait pengiriman, ia mengakui jadwalnya juga tidak menentu.

"Itu juga jadwal kitir (transaksi pengiriman) itu per 5 hari diganti (berubah), jadi kami enggak bisa menentukan jumlah kuota, karena itu yang menentukan dari depot," tegasnya.

Meski demikian, Aldri mengungkapkan setidaknya stok solar subsidi yang datang ke SPBU tersebut selalu ada setiap hari.

"Untuk pengiriman juga enggak menentu, kalau lagi lancar ya lancar kayak sekarang, tapi kalau lagi sulit ya sulit juga," katanya.

"Tapi setiap hari selalu ada stok datang, minimal satu mobil (8 ton)," tambahnya.

Dia menuturkan, satu mobil tangki yang membawa sekitar 8.000 liter solar tersebut, lanjutnya, biasanya habis kurun waktu 8 jam.

"Kalau satu mobil itu biasanya pasti habis satu shift (kerja), sekitar 8 jam," jelasnya.

Mengenai kelangkaan yang sering terjadi, ia memastikan pihak SPBU tidak pernah menahan stok.

"Soal solar yang langka, kalau di (SPBU) sini sih, (solar) enggak pernah ditahan, kalau ada ya ada. Walaupun kita akui antre itu pasti ada," akunya.

Ia menambahkan, saat stok kosong, pihaknya selalu memberi tahu pelanggan. 

"Tapi kalau lagi kosong ya kita juga bilang ke pelanggan, karena mereka juga butuh kepastian," imbuhnya.

Sementara itu, petugas SPBU Soekarno-Hatta yang juga tak mau disebut namanya, menyatakan bahwa urusan stok solar bersubsidi berada di bawah wewenang Pertamina.

"Kalau itu (stok), wewenang Pertamina, bukan ke kita," katanya.

Meski demikian, ia mengklaim stok Solar bersubsidi di SPBU tempatnya bekerja terbilang lancar.

"Kalau di sini sih lancar-lancar saja. Itu supir-supir antre," pungkasnya, sembari menunjuk barisan kendaraan yang sedang menunggu giliran mengisi BBM.

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved