Breaking News

Berita Lampung

BPBD Lampung Aktifkan Siaga 24 Jam Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

BPBD Lampung memperketat kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana seperti curah hujan tinggi, puting beliung, tanah longsor, dan banjir rob.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi Tribunlampung.co.id
SIAGA 24 JAM - Ilustrasi bencana Hidrometeorologi. BPBD Lampung mengaktifkan siaga 24 jam guna menghadapi potensi bencana Hidrometeorologi yang diprediksi meningkat hingga awal 2025. 

Ringkasan Berita:
  • BPBD Lampung memperketat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang diperkirakan meningkat pada akhir 2025 hingga awal 2026
  • Seperti curah hujan tinggi, puting beliung, tanah longsor, dan banjir rob.
  • BPBD Lampung telah menetapkan status siaga darurat hidrometeorologi, mengaktifkan posko siaga bencana, dan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota.

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Potensi bencana hidrometeorologi di Provinsi Lampung diperkirakan meningkat pada akhir tahun 2025 hingga awal 2026.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung memperketat kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana seperti curah hujan tinggi, puting beliung, tanah longsor, dan banjir rob yang masih menjadi bencana dominan di Bumi Ruwa Jurai.

Kepala BPBD Lampung Rudy Sjawal Sugiarto mengatakan, pihaknya telah mengaktifkan siaga 24 jam dan berkoordinasi intensif dengan seluruh kabupaten/kota untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem ini.

"Kami sudah melakukan apel siaga dan koordinasi sejak awal. Diperkirakan pada akhir tahun ini curah hujan akan sangat tinggi. Selain hujan, puting beliung, tanah longsor, dan banjir rob masih menjadi bencana yang mendominasi di Provinsi Lampung," ujar Rudy, Kamis (20/11/2025).

Diketahui, bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.

Bentuk bencana hidrometeorologi sendiri dapat berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.

Rudy menyebut, laporan dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) menunjukkan hampir setiap hari terdapat laporan kejadian banjir maupun puting beliung dari kabupaten/kota.

Hal ini menandakan mayoritas wilayah Lampung berada dalam kategori rawan bencana hidrometeorologi.

Hingga Oktober 2025, BPBD mencatat kejadian bencana hidrometeorologi di Lampung masih didominasi oleh banjir dan angin kencang.

Bencana banjir menempati urutan pertama, di mana terdapat 114 kejadian di Lampung sepanjang Januari hingga Oktober 2025.

Bencana angin kencang menempati urutan kedua dengan 136 kejadian di berbagai wilayah Lampung.

Selain itu, terdapat pula bencana Tanah Longsor, 38 kejadian, Banjir Rob: 4 kejadian, serta Gempa Bumi 5 kali terekam selema periode tersebut.

Untuk mengantisipasi dan mempercepat respon, BPBD telah meminta seluruh kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengaktifkan kembali posko siaga bencana daerah.

"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Informasi kewaspadaan sudah kami sampaikan, dan posko-posko daerah telah diaktifkan kembali untuk memastikan respon cepat bila terjadi bencana," jelasnya.

Lebih lanjut, BPBD Lampung telah menetapkan status siaga darurat hidrometeorologi yang sudah diperpanjang sejak Oktober dan diberlakukan hingga enam bulan ke depan.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved