Prinsip Enam Tepat Terpenuhi Lewat Penebusan Bilsys

Pemerintah Provinsi Lampung saat ini sedang gencar-gencarnya melaksanakan program penebusan pupuk bersubsidi melalui aplikasi Billing System Bilsys.

Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani

"Ya untuk semua kecamatan yang tahun 2017 lalu ikut pasti sudah siap untuk ikut di tahun ini karena sudah mempersiapkan data. Kami harapkan semua kabupaten yang ada di Lampung untuk dapat ikuti program ini sehingga tidak terjadi kelanggkaan pupuk," tandasnya.

Kepala UPT Candipuro, Legiem, menuturkan, sebanyak 284 kelompok tani di wilayahnya saat ini sudah mengikuti program penebusan pupuk bersubsidi melalui aplikasi Billing System (Bilsys) PT Bank Lampung terhitung sejak tahun 2016 lalu.

"Ya petani kami merupakan percontohan dalam program penebusan pupuk bersubsidi ini dan tahun ini akan terus berlanjut," terangnya.

Ia menyatakan beragam manfaat yang dirasakan ketika melaksanakan program penebusan pupuk bersubsidi dengan program Bilsys tersebut di antaranya ada jaminan mendapatkan pupuk sesuai jumlah yang ditebus, harga, waktu, dan tempat.

"Dan tentunya jika pemupukan dilakukan oleh para petani sudah tepat waktu maka bisa meningkatkan dari pada hasil pertanian," kata Legiem.

Harus Punya Komitmen Tertulis

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Lampung, Ahmad Saleh David Faranto, menyatakan kebijakan program penebusan pupuk bersubsidi melalui aplikasi Billing System (Bilsys) PT Bank Lampung menjadi rancu jika petani atau kelompok tani sudah membayar dengan masuk ke dalam sistem namun penyaluran melalui distributor.

"Sementara, untuk masalah kelangkaan dan permainan harga pupuk, maka pastikan dulu siapa distributor"

"Sebab, jika distributor adalah koordinator atau anggota dari kelompok tani maka harus dipastikan yang bersangkutan mempunyai komitmen tertulis dengan seluruh anggota kelompok terhadap ketersediaan pupuk yang sudah diorder dan transparansi atas transaksi yang akan dan telah dilakukan," paparnya.

Akan Tetapi jika distributor bukan bagian dari petani atau kelompok tani, maka kelangkaan dan permainan harga pupuk potensinya sangat besar terjadi.

"Sebab perputaran barang dan uang dalam pandangan distributor seperti ini kemungkinannya harus cepat, kalau tidak mereka merasa rugi karena perputarannya lamban atau uangnya "mendep" di barang tersebut," tukasnya. (*)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved