Peredaran Narkoba di Lampung
Terima Titipan 16 Kg Sabu, Pelaku Eko Simpan di Makam: Saya Suruh Hilangkan
Tersangka Eko mengaku, jika barang haram tersebut milik Dodo (DPO) yang kemudian dihilangkan agar bisa dimiliki sendiri.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Noval Andriansyah
Kepala BNNP Lampung Brigjen Pol I Wayan Sukawinaya menuturkan setelah mendapati satu karung pupuk berisi puluhan bungkus narkotika pihaknya masih melakukan penggembangan.
"Lalu kami lakukan pengembangan dengan menggeladah rumah Eko," ujarnya, Senin 27 Juli 2020.
Namun lanjut Sukawinaya, ketiga tersangka sempat melakukan perlawanan sehingga pihaknya melakukan tindakan tegas terukur.
"Tersangka berusaha melawan petugas dan mencoba melarikan diri sehingga dilakukan tindakan tegas terukur," tandasnya.
Coba Kelabui Petugas
Kelabui petugas, tiga pelaku kubur 11 bungkus narkotika jenis sabu di bawah tower sutet di pematang sawah.
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung mengamankan 19 bungkus narkotika yang terdiri dari 16 bungkus sabu seberat 16.535,61 gram atau 16 kilogram dan pil ekstasi sebanyak 8.966 butir atau 3.776, 52 gram dari tangan 3 tersangka.
Kepala BNNP Lampung Brigjen Pol I Wayan Sukawinaya mengatakan setelah mengamankan ketiga tersangka kemudian pihaknya melakukan interogasi.
"Hasil pengakuan tersangka Sukir menyimpan narkotika jenis sabu di dalam tanah di ladang tak jauh dari perkampungan," katanya, Senin 27 Juli 2020.
Lanjutnya, Sukir mengaku diperintahkan oleh Eko dan Renggo untuk mengubur sabu tersebut tepat di bawah tower sutet.
"Petugas kemudian menggali tanah yang dimaksud dan menemukan satu karung pupuk yang mana berisi 11 bungkus sabu dan 3 bungkus pil ekstasi," tandasnya.
Intai 14 Hari
Selama 14 hari lakukan penyelidikan, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung amankan tiga orang pemilik 19 bungkus narkotika.
Ketiga tersangka ini yakni Sukirman (28), Eko Riyanto alias Kodok (39) dan Sukoyo (40) warga Dusun Jatiharjo Desa Gedung Gumanti kecamatan Tegineneng Pesawaran.
Kepala BNNP Lampung Brigjen Pol I Wayan Sukawinaya mengatakan untuk mengungkap puluhan kilogram narkotika ini pihaknya sempat melakukan penyelidikan.
"Penyelidikan selama kurang lebih 14 hari," ucapnya, Senin 27 Juli 2020.
Kata Sukawinaya, setelah mendapatkan informasi yang jelas pihaknya langsung melakukan penyergapan pada Selasa 21 Juli 2020 sekira pukul 05.00 WIB.