Korban Dukun Pengganda Uang

Sholawat Sambut Jenazah Pasutri Korban Dukun Pengganda Uang Setiba di Pesawaran Lampung

Kehadiran jenazah pasutri warga Pesawaran korban dukun pengganda uang di Banjarnegara didampingi anak korban, Alda. 

tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya
Suasana di rumah duka pasutri korban pembunuhan dukun pengganda uang, Sabtu (8/4/2023) di Pesawaran Lampung. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo saat diwawancarai pada Rabu (5/4/2023).

Pratomo menjelaskan, bahwa kedua pasutri tersebut telah saling mengenal dan keduanya sama-sama melakukan keberangkatan ke lokasi dari Slamet Tohari.

“Dan memang sebenarnya para korban saling memberi tahu dan kemudian berangkat kesana,” kata Pratomo.

Terkait hubungan antara siapa yang mengenalkan Slamet Tohari kepada dua pasutri tersebut Polres Pesawaran masih mendalami perantaranya.

“Jadi, siapa yang memperkenalkan kepada Slamet Tohari ini ada satu orang,” ucap Pratomo.

Dan sampai saat ini masih akan berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara untuk mengambil keterangan dari seorang perantara tersebut.

“Terkait apakah perantara itu terlibat atau tidak,” katanya.

“Atau bisa juga perantara itu merupakan seorang korban,” jelas dia.

Hilang kontak sejak 2021

Anak bungsu korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet mengaku ayah ibunya hendak pulang ke Pesawaran sebelum hilang kontak.

Rani Dwi Ulandari mengatakan, bahwa dirinya merupakan anak kedua dari pasangan Suheri dan Riani yang menjadi korban dukun palsu pengganda uang Mbah Slamet.

Rani terakhir berkomunikasi dengan kedua orangtuanya pada 8 September 2021.

Kala itu, sang ayah mengabarkan sebentar lagi akan pulang ke Pesawaran.

“Dia bilang sudah mau pulang dari lokasi daerah sana,” imbuhnya.

Rani mengungkapkan pertemuan terakhirnya menjelang keberangkatan orangtua tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved