Berita Lampung

Kisah Warga di Mesuji Lampung Bertahun-tahun Hidup tanpa Listrik dan Internet

Dusun Tanjung Harapan bertetangga dengan Dusun Talang Batu. Warga kedua dusun di Mesuji itu tak pernah menikmati listrik PLN dan juga sinyal internet.

|
Penulis: M Rangga Yusuf | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/M Rangga Yusuf
Warga Dusun Tanjung Harapan, Desa Talang Batu, Mesuji, Lampung, saat berbincang dengan Tribunlampung.co.id, Sabtu (6/5/2023). 

Tribunlampung.co.id, Mesuji - Sejumlah warga desa di Kabupaten Mesuji, Lampung selama bertahun-tahun belum pernah menikmati listrik PLN.

Sebelumnya ada Dusun Talang Gunung, Desa Talang Batu, Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji.

Selain itu, ada Dusun Tanjung Harapan yang bernasib sama.

Dusun Tanjung Harapan bertetangga dengan Dusun Talang Batu.

Warga kedua dusun di Mesuji itu tidak pernah menikmati listrik PLN dan juga sinyal internet.

Baca juga: Korsleting Listrik Diduga Penyebab Terbakarnya rumah Warga di Pringsewu Lampung

Baca juga: Tak Bisa Nikmati Listrik, 3.024 Warga Dapat Bantuan Pasang Listrik dari Donasi Pegawai PLN

Selama dua hari satu malam (6-7 Mei 2023), reporter Tribunlampung.co.id berkesempatan untuk tinggal dan melihat segala aktivitas warga di sana.

Tujuan utama observasi adalah Dusun Talang Gunung.

Namun, karena lokasi Dusun Tanjung Harapan bertetangga dengan Dusun Talang Gunung, Tribunlampung.co.id memutuskan untuk melakukan liputan di dua lokasi tersebut.

Apalagi kondisi wilayah maupun situasi kedua dusun itu nyaris serupa, yakni tidak teraliri listrik PLN.

Ditambah lagi, tidak ada jaringan internet di sana.

Bahkan, menurut warga, Dusun Tanjung Harapan dulunya adalah bagian dari Dusun Talang Gunung.

Untuk menuju Dusun Tanjung Harapan, ada banyak jalan alternatif yang dapat ditempuh.

Namun, kali ini Tribunlampung.co.id mencoba melewati Jalan Karya Tani yang membelah hutan Register 45 untuk sampai di tempat tujuan.

Butuh waktu sekitar 1,5 jam perjalanan untuk sampai di Dusun Tanjung Harapan jika dari Desa Brabasan, Kecamatan Tanjung Raya.

Saat tiba di Dusun Tanjung Harapan, Tribunlampung.co.id disambut oleh warga yang biasa disapa Gondrong.

Gondrong adalah seorang petani di sana.

"Inilah kondisi di wilayah kami yang tidak ada listrik maupun sinyal internet," kata Gondrong.

Saat waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB, banyak warga yang sudah pulang dari aktivitas bertani.

Menurut Gondrong, di Dusun Tanjung Harapan ini banyak komoditas hasil pertanian yang ditanam.

Bukan hanya singkong yang perawatannya mudah, tetapi ada karet maupun sawit.

Bahkan ada petani yang menanam sayuran seperti cabai.

Tak terasa, matahari sudah mulai meninggalkan peraduannya.

Penerangan lampu dari tenaga surya sudah cukup memberikan pencahayaan.

Karena tidak semua rumah di Dusun Tanjung Harapan memiliki generator set atau genset, panel surya jadi alternatif.

Namun, tenaga listrik yang dihasilkan oleh panel surya yang tersimpan di aki tidaklah besar.

Hanya cukup untuk menyalakan lampu di rumah.

Untuk dapat mengisi daya ponsel, warga biasanya mendatangi warung yang memiliki genset.

"Iya tadi di warung buat isi baterai handphone. Dibolehin sih. Cuma ya kita harus tau diri. Setidaknya kalau lama nongkrong di warung kan harus beli sesuatu," ungkapnya.

Di Dusun Tanjung Harapan memang sulit mendapatkan sinyal internet.

Namun, bukan berarti warga tidak membutuhkan alat komunikasi tersebut.

Beruntung, di sana tersedia jaringan seluler.

"Sebenarnya kami juga sudah punya spot-spot yang ada jaringan internet, meski handphone kami jadi panas dan baterai boros," jelasnya.

Tak banyak aktivitas warga di Dusun Tanjung Harapan tanpa listrik dan internet di malam hari.

Karena saat itu malam Minggu, Gondrong mengajak Tribunlampung.co.id berkaraoke untuk mengisi sepinya malam.

Suara kami bernyanyi seolah menggema di tengah hutan belantara.

Pelantang suara yang digunakan untuk karaoke adalah sound portabel yang menggunakan tenaga baterai.

Kerasnya suara karaoke itu membuat beberapa warga menghampiri kami dan ikut bercengkerama.

Saat itu, selain mengobrol dan membahas aktivitas, tidak sedikit warga yang curhat mengenai situasi maupun kondisi di wilayah tersebut.

Mulai dari tidak adanya listrik, jaringan internet, jalan rusak, hingga harga komoditas yang tidak kunjung naik.

Bahkan potensi kesulitan air bersih saat kemarau tiba pun turut dikeluhkan warga di Dusun Tanjung Harapan.

"Kalau lampunya redup gini sebenarnya tidak baik buat kondisi mata anak, Mas. Soalnya anak kalau mengerjakan PR, matanya harus dekat dengan buku," ujar salah satu warga.

Gondrong dalam obrolannya mengajak tetangganya untuk bersiap menghadapi musim kemarau yang bakal tiba.

Pasalnya, saat musim kemarau air bersih sulit didapat dan sumur di area di Dusun Tanjung Harapan berpotensi mengering.

"Ayo barengan saja nanti kalau mau (membuat) sumur bor. Biar biayanya juga bisa murah kan. Soalnya yang borongin kalau banyakan mungkin mau harga miring," ujar Gondrong.

"Ya sudah. Tapi (membuat) sumur bornya pas kemarau saja biar dalem. Kalau sekarang mah jadi cetek (dangkal)," timpal rekan Gondrong.

Hampir tengah malam, baterai ponsel yang digunakan untuk karaoke telah habis sekaligus menutup obrolan Tribunlampung.co.id dengan warga Dusun Tanjung Harapan.

(Tribunlampung.co.id/Rangga Yusuf)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved