Rektor Unila Ditangkap KPK

Jelang Divonis Hakim, Prof Karomani Ngaku Hanya Berserah Diri Jalani Takdir Tuhan

Terdakwa Karomani menyebut dirinya hanya berserah dan mengikuti garis takdir Tuhan terkait putusan yang akan dibacakan hakim.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Teguh Prasetyo
tribunlampung/Hurri Agusto
Terdakwa Karomani saat menjalani sidang Duplik terkait dugaan perkara suap PMB Unila di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Selasa (9/5/2023). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Terdakwa Karomani menyebut dirinya hanya berserah dan mengikuti garis takdir Tuhan terkait putusan yang akan dibacakan hakim terhadap perkara yang sedang ia jalani.

Hal itu disampaikan Karomani seusai menjalani sidang Duplik terkait dugaan perkara suap penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Unila 2022 yang sedang menjeratnya, Selasa (9/5/2023).

Seperti diketahui, mantan Rektor Unila, Karomani dituntut 12 tahun penjara atas perkara dugaan suap PMB Unila.

Selain itu, Karomani juga diminta uang pengganti senilai Rp 10 miliar dan 10 ribu dolar Singapura.

Atas tuntutan tersebut, Karomani telah mengajukan pembelaan atau pledoi karena menilai tuntutan penjara selama 12 tahun terlalu berlebihan.

Baca juga: Kuasa Hukum Minta Aset Karomani yang Disita KPK Dikembalikan, Pertimbangkan Uang Pengganti

"Terkait putusannya kita serahkan kepada yang Maha Kuasa, kita ikuti saja. Kita jalani saja garis takdir seperti apa," kata Karomani saat diwawancara awak media seusai menjalani persidangan, Selasa (9/5/2023).

"Karena bisa jadi apa yang kita sukai sebenarnya tidak baik untuk kita, dan apa yang tidak kita sukai bisa jadi baik untuk kita," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Hakim Lingga Setiawan mengatakan, sidang akan dilanjutkan pada hari Kamis (25/5/2023).

Adapun agenda sidang terakhir tersebut yakni pembacaan putusan terhadap perkara dugaan Suap PMB Unila.

Setelah menutup persidangan, Ketua Majelis Hakim Lingga Setiawan menyampaikan kepada semua pihak yang hadir agar tidak menghubungi hakim terkait perkara tersebut.

"Kepada semua pihak, saya ingatkan agar tidak ada yang boleh menghubungi atau mengintervensi majelis hakim terkait perkara ini (Karomani)," kata Lingga.

"Sidang selanjutnya dengan agenda vonis akan kita lanjutkan pada Kamis 25 Mei 2023," pungkasnya.

Baca juga: Karomani Merasa Dikhianati Stafnya Sendiri Saat Proses Penerimaan Mahasiswa Baru

Merasa Dikhianati

Sebelumnya Karomani mengaku bahwa dirinya merasa dikhianati oleh stafnya sendiri dalam proses penerimaan mahasiswa baru (PMB) Universitas Lampung, Selasa (9/5/2023).

Menurut Karomani, dia tidak pernah memerintah Asep Sukohar dan Budi Sutomo untuk mencari mahasiswa titipan.

Bahkan, Karomani mengatakan saksi Helmy Fitriawan ikut bermain dan menerima uang dalam proses PMB Unila.

Hal itu diungkapkan Karomani saat sidang terkait dugaan perkara suap PMB Unila 2022 dengan agenda Duplik atau jawaban terdakwa dan penasehat hukum terhadap tanggapan Jaksa dalam sidang sebelumnya.

Dalam sidang tersebut, Karomani kembali menegaskan   dirinya tidak pernah ada janji dengan para orangtua mahasiswa.

Menurut Karomani, kalau ada pihak yang mengatasnamakan dirinya dalam penerimaan mahasiswa baru, itu bukanlah atas perintahnya.

"Adapun pihak yang mengaku sepihak tanpa ada pembuktian seperti Asep Sukohar dan Budi Sutomo yang mengatasnamakan perintah saya, hal tersebut tidak saya akui kebenarannya," ujar karomani. Selasa (9/5/2023).

"Saya tetap pada keyakinan saya bahwa kesaksian mereka (Asep Sukohar dan Budi Sutomo) hanya pengakuan sepihak," imbuhnya.

Menurut Karomani, hngga saat ini, tidak ada bukti baik lisan maupun tulisan ataupun dokumen bahwa para mantan stafnya tersebut diperintah oleh dirinya.

Terkait skor kelulusan, meskipun tidak ada passing grade dari panitia untuk afirmasi dan kuota tambahan, Karomani mengaku tetap berpedoman pada skor tes minimal yang sudah dia tentukan.

Baca juga: Jaksa Tetap Tuntut Karomani Penjara 12 Tahun, Gratifikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Unila

Terkait hal tersebut, Karomani pun mengatakan bahwa Helmy Fitriawan yang mengetahui pasword kelulusan mahasiswa ikut bermain dan menerima uang. 

"Ihwal ada skor dibawah yang saya tentukan, itulah ulah saudara Helmy Fitriawan yang membawa titipan tanpa sepengetahuan saya," kata Katomani.

"Bahkan fakta persidangan membuktikan yang bersangkutan menerima uang dari para penitipan tersebut," imbuhnya.

Karomani pun memohon kepada majelis hakim agar tidak mengabaikan fakta ini.

"Selama ini saya dikhianati oleh staf saya sendiri, sehingga ada pihak yang bermain dibelakang saya dan tidak mendukung komitmen saya untuk menjaga kelulusan mahasiswa secara objektif berdasarkan skor telah ditentukan," ucap Karomani.

Hal itu membuat Karomani merasa menjadi korban dari anak buah yang bekerja tidak sesuai perintah atasan.

Pasalnya, kata Katomani, dia diminta tanda tangan validasi oleh Helmy Fitriawan pada lembar terpisah dengan alasan nilai kelulusan sudah sesai arahan saya sebagai rektor.

"Jadi perbuatan saudara Helmy Fitriawan bukan tanggung jawab saya dan dipertanggungjawabkan di muka hukum atas dasar itulah saya keberatan dituntut pasal berlapis," ujarnya.

Baca juga: Pengacara Sebut Heryandi Tidak Terbukti Terima Suap Bersama Karomani, Minta Agar Dibebaskan

Terkait dirinya menerima infak dari pihak-pihak sukarelawan tanpa melaporkan ke KPK, Karomani merasa itu adalah kekeliruan.

"Terkait saya menerima infak dari berbagai pihak tanpa melapor Kapak, saya mengakui itu adalah salah, maka dari itu saya mohon maaf kepada berbagai pihak," kata Karomani.

Kendati demikian, Karomani mengatakan penerimaan infak ini tidak menimbulkan kerugian negara.

Pasalnya, menurut dia, uang itu uang pribadi masing-masing secara sukarelawan tanpa paksaan, tanpa komitmen, dan  tanpa tekanan apapun.

"Bahkan ada pihak-pihak yang tidak ada kaitan dengan kelulusan mahasiswa ikut memberikan infak untuk pembangunan gedung lnc," kata Karomani.

"Maka saya mohon kepada majelis hakim sebagai wakil tuhan di persidangan ini dapat memutuskan seadil-adilnya," pungkas Karomani.

( Tribunpampung.co.id / Hurri Agusto )

 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved