Berita Terkini Nasional

Prabowo Hanya Acungkan Jempol Soal Keponakan Dilantik Jadi Wamenkeu II

Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya saat ditanya terkait pelantikan 3 wakil menteri.

Tribunnews.com/IST
Menteri Pertahanan RI sekaligus presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto memperagakan gerakan silat di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (8/7/2024). Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya saat ditanya terkait pelantikan 3 wakil menteri. 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya saat ditanya terkait pelantikan 3 wakil menteri.

Diketahui, Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) resmi melantik 3 wakil menteri, yakni Thomas Djiwandono, Sudaryono dan Yuliot Tanjung, di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis (18/7/2024), pukul 15.00 WIB. Posisi wakil menteri yang dilantik Jokowi adalah Wakil Menteri Keuangan, Wakil Menteri Investasi, dan Wakil Menteri Pertanian.

Sebagaimana diketahui, Thomas Djiwandono yang dilantik sebagai Wakil Menteri Keuangan II merupakan keponakan Prabowo.

Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih, Prabowo Subianto, memilih diam saat ditanya soal keponakan dan orang dekatnya dilantik menjadi Wakil Menteri (Wamen) di Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Wakil Presiden Maruf Amin.

Prabowo hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya saat disinggung mengenai pelantikan Wamen yang berlangsung Kamis (18/7/2024).

Hal ini terlihat saat Prabowo selesai memberikan sambutan dalam acara peresmian peluncuran Geoportal One Map Policy 2.0 dan Laporan Hasil Evaluasi Nasional Capaian Proyek Strategis Nasional dan Kawasan Ekonomi Khusus di St. Regis, Jakarta Selatan, Kamis, dilansir Kompas.com.

Sementara, orang dekat Prabowo yang juga Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah, Sudaryono, ditunjuk menjadi Wakil Menteri Pertanian menggantikan Harvick Hasnul Qolbi.

Terkait dilantiknya dua orang dekat Prabowo sebagai Wamen baru Jokowi, Founder Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, menganggap sarat kepentingan politik.

"Tampaknya hal ini untuk kepentingan politik, jadi sangat sarat kepentingan politik," ujar dia saat dikonfirmasi, Kamis.

Masuknya Sudaryono ke kabinet Jokowi, dinilai Hendri sebagai jabatan pengganti lantaran elektabilitasnya di Pilkada Jateng 2024, kalah jauh dari Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi.

Terlebih, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, digadang-gadang juga bakal maju Pilkada Jateng 2024.

Karena itu, Ahmad Luthfi dan Kaesang yang merupakan orang dekat Jokowi, dianggap lebih berpotensi maju dibandingkan Sudaryono.

"Sudaryono seperti mendapat jabatan pengganti setelah tampaknya gagal maju di Jawa Tengah karena ada figur Kaesang dan Ahmad Luthfi yang dekat dengan Jokowi," jelas Hendri.

Baca juga: Siswa Kelas XI SMA YP Unila Bandar Lampung Jadi Top 7 dalam Event Bintang SMA

Baca juga: Berita Terbaru Hari Ini

Terpisah, pengamat politik, Ray Rangkuti, juga menyampaikan hal serupa.

Ia menyebut, posisi-posisi penting di pemerintahan Jokowi mulai dikuasai oleh elit politik.

Ray juga menilai, hal itu sarat nepotisme.

"Banyak yang percaya nepotisme itu tidak berbahaya selama melalui pemilihan."

"Sekarang, perlahan tapi pasti, posisi-posisi elit jabatan negara mulai dikapling oleh elit politik yang kental dengan napas nepotisme," jelas dia, Kamis.

Ray menambahkan, nepotisme yang terjadi di era Jokowi ini mengalami pergeseran dan melebar ke kepentingan partai.

Ia bahkan menyebut, di tengah maraknya nepotisme seperti saat ini, reshuffle kabinet dengan alasan penting atau keefektifan, hanyalah sebuah slogan.

"Kala warga diajak menormalkan nepotisme, maka mereka membagi kekuasaan itu sesama mereka tanpa malu. Apa yang terjadi pada hari ini bagian napas yang sama."

"Elite partai dengan bau nepotisme mendapat jatah kekuasaan. Melebar sedikit adalah berdasar ikatan partai," tutur Ray.

"Di negara dengan nepotisme akut seperti kita, prinsip-prinsip di atas hanya slogan. Bukan itu yang jadi pertimbangan utama."

"Pertimbangan utamanya hanya satu: apakah keluarga elite atau teman-teman elite dapat keluasaan atau tidak. Jika tidak, mereka akan membuat jabatan baru dan struktur baru," pungkas dia.

Diketahui, Jokowi resmi melantik tiga Wamen baru di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Selain Thomas dan Sudaryono, Jokowi juga melantik Yuliot Tanjung sebagai Wakil Menteri Investasi.

Yuliot merupakan mantan Deputi Deputi Bidang Pengembagan Iklim Penanaman Modal.

Pernah Jadi Wartawan

Politisi Partai Gerindra sekaligus keponakan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Thomas Djiwandono, bakal menjadi pendamping Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani sebagai Wakil Menkeu II bersama wakil lainnya, Suahasil Nazara.

Adapun Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal melantik Thomas Djiwandono pada Kamis (18/7/2024) bersama dengan dua orang lainnya pada pukul 15.00 WIB.

Mereka adalah Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah, Sudaryono sebagai Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) dan Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM, Yuliot menjadi Wakil Menteri Investasi.

Lalu seperti apa rekam jejak dari Thomas Djiwandono ini?

Karier Awal Jadi Wartawan

Dikutip dari laman resmi Gerindra, Thomas Djiwandono merupakan pria kelahiran Jakarta, 7 Mei 1972 atau kini berusia 52 tahun.

Riwayat pendidikannya diawali ketika dirinya menempuh pendidikan tinggi di Haverford Collage, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) dengan mengambil studi sejarah.

Lalu, dia kembali melanjutkan pendidikannya dengan mengambil master di Johns Hopkins University School of Advanced International Studies di Washington, AS.

Dia mengambil bidang International Relations and International Economics.

Setelah itu, kariernya justru dimulai dengan menjadi wartawan magang di Majalah Tempo selama setahun pada tahun 1993.

Kemudian, Thomas melanjutkan profesinya menjadi wartawan di media Indonesia Business Weekly.

Lalu, dia banting stir dengan menjadi analis keuangan di Whetlock NatWest Securities di Hong Kong.

Hidup di lingkungan konglomerat, karier Thomas semakin menanjak ketika pamannya, Hashim Djojohadikusumo memberinya jabatan sebagai Deputy CEO Arsari Group yang bergerak di bidang agrobisnis pada tahun 2006.

Selanjutnya, Thomas memberanikan diri untuk berkecimpung di dunia politik dengan masuk di Partai Gerindra, partai yang didirikan oleh pamannya, Prabowo Subianto.

Dia juga pernah menjadi caleg untuk daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Barat.

Setelah itu, Thomas juga berperan dalam Pilpres 2024 ketika menjadi Bendahara Umum (Bendum) Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Sebelum menjadi calon Wamen, jabatan terakhir yang diembannya adalah anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran.

Adapun dirinya membidangi ekonomi dan keuangan.

Sempat Dipanggil 'Mas' oleh Sri Mulyani

Thomas juga sempat menjadi sorotan ketika dirinya diperkenalkan oleh Sri Mulyani dengan sebutan 'mas'.

Momen ini terjadi ketika Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran menyambangi Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada 31 Mei 2024 lalu.

"Itu namanya Pak Tommy Djiwandono."

"Mungkin ada yang sudah, aku manggilnya 'mas' sih sebetulnya," kata Sri Mulyani.

Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, berkelakar bahwa ketika Thomas dipanggil dengan sebutan 'pak', justru dianggapnya terlalu tua.

"Tapi kayaknya 'pak' terlalu tua. Mas Tommy Djiwandono, kalau mungkin ada yang belum kenal," tambahnya.

Sebagai informasi, pertemuan tersebut membahas terkait sinkronisasi pemerintahan saat ini dengan program yang dijanjikan Prabowo-Gibran.

( Tribunlampung.co.id / Tribunnews.com )

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved