Liputan Khusus

Sjachroedin ZP Cerita di Balik Gagasan Bangun Kantor Pemprov Lampung di Kota Baru

Mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP mengungkap cerita di balik gagasannya membangun kompleks kantor di Kota Baru, Kecamatan Jati Agung.

|
Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
Mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP mengungkap cerita di balik gagasannya membangun kompleks kantor di Kota Baru, Kecamatan Jati Agung, Kamis (18/7/2024). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP mengungkap cerita di balik gagasannya membangun kompleks kantor di Kota Baru, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.

Dia menyebut Kota Bandar Lampung sudah terlalu padat.

Sjachroedin mengaku saat itu menginginkan pembangunan kompleks kantor Pemprov Lampung di Kota Baru dengan beberapa tujuan, yakni untuk pemerataan pembangunan, penyebaran penduduk, mengurai kemacetan, serta meningkatkan pelayanan publik dan pertumbuhan ekonomi.

"Kita tanya dulu, apa sih tujuan membangun Kota Baru? Pertama, untuk penyebaran penduduk, karena Kota Bandar Lampung ini perlu ditata, enggak mungkin hanya mengutak-atik seputar kota yang ada sekarang," ujar Sjachroedin kepada Tribun Lampung, Kamis (18/7/2024).

Gubernur Lampung periode 2004-2008 dan 2009-2014 ini menjelaskan, kala itu ia mengetahui Pemprov Lampung memilik lahan seluas 1.300 hektare lebih yang menganggur.

Menurut dia, sangat disayangkan jika lahan itu tidak dimanfaatkan dengan maksimal.

"Kan sayang kalau tidak dimanfaatkan. Sementara kantor gubernur, kejaksaan, dan kantor pemerintahan lain terkumpul," ucap purnawirawan Polri dengan tiga bintang di pundak ini.

Dia mencontohkan sejumlah jalan protokol di Bandar Lampung yang saat ini sudah terlalu padat dan kerap mengalami kemacetan.

Selain itu, tata kota di Bandar Lampung perlu diperbaiki dengan memaksimalkan potensi yang ada.

"Bandar Lampung sudah terlalu padat. Lihat saja Jalan ZA Pagar Alam menuju bandara sudah macet parah. Selain itu, masa jalan utama menuju bandara isinya dipadati beberapa universitas. Jadi dari segi penataan sudah enggak benar," ucap Sjachroedin.

"Coba kalau seandainya di wilayah Negeri Sakti (Pesawaran) ada universitas, di daerah Natar (Lampung Selatan), maka penyebaran penduduk dan pertumbuhan ekonomi akan merata," tambahnya.

Menurut Sjachroedin, pembangunan Kota Baru saat itu bukanlah ambisinya seorang.

"Ide memang dari saya. Tapi itu juga atas persetujuan DPRD, dan saya juga melibatkan banyak ahli dari seperti ITB," ucap mantan Dubes Indonesia untuk Kroasia itu.

Dia mengatakan, saat ini dampak pembangunan wilayah Kota Baru sendiri sudah terlihat dan bisa dinikmati oleh masyarakat.

"Sekarang contohnya Polda Lampung setelah pindah di Itera bisa dilihat sendiri bagaimana perkembangan wilayah sana. Satu Polda saja pindah sudah terasa perubahannya. Apalagi kalau kantor gubernur, kejaksaan juga dipindah, apa enggak hebat," tutur Sjachroedin.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved