Berita Lampung

Langkah Kecil Petugas JKN di Lorong Panjang Pelayanan Klinik hingga Rumah Sakit

Koordinator EP3RS, tim khusus yang dibentuk untuk memastikan layanan Jaminan Kesehatan Nasional berjalan optimal di berbagai fasilitas kesehatan. 

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama
Heni Yuliana Sari, Koordinator EP3RS saat melayani pasien BPJS di Di sebuah klinik kecil di Adiluwih, Pringsewu,, Lampung. 

Terutama bagi mereka yang berhadapan dengan penyakit berat dan biaya besar. 

“Dulu, banyak pasien menunda berobat karena tak punya biaya. Tapi sekarang, berkat JKN, mereka bisa langsung ke fasilitas kesehatan tanpa khawatir soal ongkos,” ujar Yessy.

Di awal penerapan, sistem JKN memang belum sempurna. Banyak rumah sakit belum siap, antrean mengular, klaim menumpuk, bahkan terjadi miskomunikasi antara pasien dan petugas medis. Namun BPJS Kesehatan terus berbenah.

Transformasi digital menjadi titik balik penting. 

Melalui aplikasi Mobile JKN, masyarakat bisa mengambil antrean secara online, memilih waktu layanan, dan mengakses informasi kesehatan dengan lebih mudah.

“Peran kami bukan menggantikan tenaga medis,” jelas Yessy. 

“Tapi memastikan sistem ini berjalan dan hak pasien terpenuhi.” 

Ia menambahkan bahwa layanan JKN tidak hanya untuk penyakit ringan, tapi justru paling besar digunakan untuk penyakit katastropik seperti gagal ginjal, jantung, kanker, dan stroke. 

“Pasien cuci darah misalnya, biayanya bisa puluhan juta per bulan. Tanpa JKN, mereka mungkin sudah menyerah,” ujarnya.

Saat pandemi COVID-19 melanda, sistem ini benar-benar diuji. Rumah sakit penuh, tenaga kesehatan kewalahan, dan ekonomi masyarakat terpukul.

 BPJS Kesehatan tetap hadir, memperkuat layanan daring, memperlonggar aturan iuran, dan menjaga komunikasi dengan rumah sakit agar layanan tetap berjalan.

 “Justru saat itu, kita melihat betapa pentingnya JKN. Banyak pasien COVID dirawat tanpa harus memikirkan biaya,” katanya.

Yessy tak menutup mata bahwa tantangan masih ada. Ketimpangan layanan antara kota dan desa, minimnya sosialisasi, dan kerumitan rujukan masih menjadi pekerjaan rumah. 

Tapi satu hal yang terus dijaga adalah komitmen untuk tetap melayani dengan hati. 

Setiap pengaduan ditindaklanjuti. Setiap rumah sakit mitra dievaluasi. Setiap langkah perbaikan terus dilakukan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved