Berita Lampung
Penjual Es di Pesisir Barat Kebagian Berkah di Musim Kemarau, Omset Naik 100 Persen
Panasnya terik matahari saat musim kemarau ternyata memberikan berkah tersendiri bagi para penjual es di Pesisir Barat, Lampung.
Penulis: saidal arif | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Panasnya terik matahari saat musim kemarau seperti saat ini ternyata memberikan berkah tersendiri bagi para penjual es di Pesisir Barat, Lampung.
Yeni salah satu penjual es dawet di Pasar Krui mengatakan, selama musim kemarau omset penjualannya meningkat dibanding hari biasanya.
Baca juga: Harga Beras di Pesisir Barat Tembus Rp 15 Ribu per Kilo
Baca juga: Damkar Sibuk Memadamkan Kebakaran Lahan di Pesisir Barat Dipicu Pembakaran Sampah
"Alhamdulillah omset kita meningkat selama musim kemarau ini," ungkapnya, Sabtu (16/9/2023).
Yeni mengaku, pada hari biasanya ia hanya mampu menjual es dawet sebanyak 100 bungkus.
Namun, pada musim kemarau omsetnya itu meningkat hingga mencapai seratus persen perhari.
"Kalau biasanya hanya laku 100 bungkus per hari tapi kalau sekarang Alhamdulillah bisa 200 bungkus kadang-kadang lebih," bebernya.
Berbicara keuntungan katanya, ia tidak bisa memastikannya, tapi yang pasti omset penjualan meningkat.
Tingginya permintaan es dawet pada musim kemarau tidak membuatnya berkeinginan untuk menaikan harga.
Untuk harga es dawet sendiri ia jual Rp 5 ribu per bungkusnya dengan berbagai pilihan rasa. Mulai dari rasa durian, rasa nangka dan rasa gula merah.
Yeni menuturkan, ilmu cara membuat es dawet itu ia dapatkan saat merantau ke Pulau Jawa.
"Pertama kali belajar buat es dawet ini waktu merantau di Jawa tapi lupa tahun berapa," bebernya.
"Setelah kita belajar cara buatnya dan kita mulai mencoba berjualan ternyata hasilnya menjanjikan," lanjutnya.
Yeni bersama suaminya kemudian memutuskan untuk menjual es dawet di kampung halamannya berbekal ilmu yang ia serap dari Pulau Jawa.
Awalnya ia menjajakan es dawet itu dengan cara berkeliling menggunakan sepeda motor.
Namun, setelah mendapatkan pelanggan ia memutuskan untuk menjajakan es dawetnya itu menetap di satu lokasi.
"Awalnya kita berjualan keliling pakai motor, tapi dipikir-pikir kenapa gk berjualan di satu lokasi saja, kebetulan disinikan tengah kota jadi mudah dijangkau oleh pelanggan," kata dia.
"Harapannya semoga omset kita terus meningkat setiap hari," tutupnya.
(Tribunlampung.co.id/ Saidal Arif)
Pemprov Lampung Dorong Pemkot Usulkan Rumah Daswati Jadi Cagar Budaya |
![]() |
---|
Pemprov Lampung Bayar Rp 439 Miliar untuk DBH dan Pajak Rokok Sepanjang 2025 |
![]() |
---|
Siswa Bandar Lampung Keracunan MBG karena Freezer Tidak Sesuai Standar |
![]() |
---|
Jepang Tinjau Budi Daya Kopi di Tanggamus, Begini Kata Kepala Balai Karantina Lampung |
![]() |
---|
Disdik Lampung Buka Pendaftaran Calon Anggota Dewan Pendidikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.