Berita Lampung

Kasus Buang Bayi di Lampung Selatan, Santriwati Diancam Tidak Diluluskan

Santriwati yang membuang bayinya di pondok pesantren Kalianda, Lampung Selatan terancam menerima sanksi berat

Tribunlampung.co.id/Dominus Desmantri Barus
TERANCAM TIDAK DILULUSKAN - Pimpinan Ponpes Babul Hikmah Ustadz Nur Ardli saat diwawancarai di ponpesnya, Senin (10/3/2025). Santriwati buang bayinya di Ponpes Kalianda Lampung Selatan terancam tidak diluluskan. 

 

Cium Bau Anyir

Pimpinan Ponpes Babul Hikmah Ustadz Nur Ardli memberi pernyataan terkait penemuan bayi di sekitar ponpes pada Sabtu 8 Maret di belakang kamar mandi ponpes.

Pada Sabtu (8/3) lalu sekitar pukul 11.30 WIB, para santri putri mencium bau anyir saat hendak mengambil air wudu di kamar mandi. Seusai itu terdengar suara bayi menangis di luar pagar pondok pesantren.

Penemuan itu disampaikan kepada pengasuh pesantren.Setelah dicek ditemukan bayi laki-laki di samping pagar dengan kondisi tanpa pakaian.

Pihak ponpes kemudian berinisiatif memberi pertolongan awal dengan melibatkan bidan pesantren untuk memastikan kesehatan sang bayi.

Sekitar pukul 16.30 WIB, pihak pesantren mencurigai adanya indikasi bahwa ibu dari anak tersebut adalah santri putri yang kebetulan pada pukul pukul 11.00 WIB pulang tanpa izin.

Esoknya pada Minggu (9/3) sekitar pukul 22.00 WIB, pimpinan pondok pesantren beserta pengurus bersepakat untuk mendatangi rumah wali santriwati inisial NS.

Setelah pihak ponpes menggali keterangan, santriwati tersebut akhirnya mengakui dirinya adalah ibu dari bayi yang ditemukan di lingkungan ponpes.

Menurut pengakuan NS, dirinya telah berhubungan tanpa sadar dengan seseorang berinisial R di Pantai Merpati, Desa Waymuli, Kecamatan Rajabasa sekitar Juni tahun lalu.

Di pantai itu NS dan temannya berkenalan dengan dua pria. Ketika itu NS sedang dalam libur panjang sekolah

NS juga mengaku diberi minuman dan setelah mengonsumsi merasa pusing lalu hilang kesadaran.(dom)

Evaluasi dan Pembinaan
Pimpinan Ponpes Babul Hikmah Ustadz Nur Ardli menerangkan, sebagai Lembaga Pendidikan Islam yang berkomitmen mencetak generasi shalih dan salihah, dirinya sangat berduka dan prihatin atas kejadian ini.

"Ini musibah yang tidak kami kehendaki dan menjadi pelajaran besar bagi pesantren, santri, wali santri, maupun masyarakat luas," ujarnya.

"Kami tegaskan kejadian ini di luar kontrol kami, karena kejadian tersebut terjadi saat santri berada dalam pemantauan orang tua di rumahnya," sambungnya.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved