Mahasiswa FEB Unila Meninggal

Babak Baru Diksar Maut, Polda Lampung Telusuri Kematian Mahasiwa Unila

Dirreskrimum Polda Lampung Kombes Pahala Simanjuntak membenarkan pihaknya tengah mendalami peristiwa diksar Mahepel Unila yang menewaskan Pratama. 

|
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
DALAMI KASUS - Dirreskrimum Polda Lampung Kombes Pahala Simanjuntak menyatakan polisi tengah mendalami kasus kematian mahasiswa Unila. 

Faaris mengatakan, korban Pratama memiliki fisik yang lemah di antara peserta lainnya. 

Pada hari pertama saat melepas sepatu, kata Faaris, sudah terlihat kaki Pratama luka dan saat menurunkan tas gunung yang digendong, terlihat merah di bagian punggungnya. 

"Kami juga harus bangun tenda dengan kayu ranting. Kalau tidak hafal yel-yel akan dihukum push up lagi," tambahnya. 

Menurutnya, panitia diksar selalu menyalahkan dirinya sebagai pemimpin karena tidak becus memimpin rombongan. 

Pada suatu malam mereka dihukum seperti ditampar hingga 34 kali push up. 

"Panitia diksar bilang jangan berpura-pura lemah. Pratama paling lemah yang paling banyak dapat penyiksaan," tutur Faaris. 

Malam-malam selanjutnya ia dan lima temannya terus mengalami kekerasan. 

"Saya tidak kuliah lagi di Unila dan sekarang berusaha cari kuliah lagi, kalau saya di sana tetap nilai dikendalikan dosen. Saya masuk Unila melalui jalur tes tertulis SBMPTN. Saya sudah lepas dari Unila merasa bebas," tambahnya.

Ia mengatakan, dirinya berharap ke depan kejadian yang ia alami tidak terulang.

"Karena masalah ini pengkaderan menggantikan kekerasan fisik dan seharusnya tidak ada lagi. Tetapi alumni selalu ikut, diharapkan Mahepel dibekukan," pungkas Faaris.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved